Tampilkan postingan dengan label Pendidikan dan Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan dan Budaya. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 Agustus 2014

Bupati Barru lantik 13 Kepala Sekolah

Barru, Metropol - Untuk mengisi jabatan yang telah lowong dilingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Barru, baru-baru ini Bupati Barru telah melantik 13 Kepala Sekolah yang dilaksanakan di Aula Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Barru.

Acara pelantikan ini dihadiri oleh Asisten III bidang Administrasi Umum, Kepala BKD dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barru. Bupati Barru mengatakan bahwa terdapat 5 (lima) kompetensi kemampuan Kepala Sekolah. Dimana diharapkan kepada setiap Kepala Sekolah untuk memenuhi standar kompetensi diantaranya Kompetensi kepribadian, Kompetensi Manajerial, Kompetensi Kewirausahaan, Kompetensi Supervisi dan Kompetensi Sosial.  

13 Kepala Sekolah yang dilantik  diantaranya 9 Kepala sekolah  SD, 3 Kepala Sekolah  Menengah Pertama dan 1 Kepala Sekolah SMK, “pelantikan ini untuk mengisi jabatan yang lowong dan bagi kepala sekolah yang baru saja dilantik diharapkan dapat bekerja dengan penuh tanggungjawab serta memperlihatkan prestasi yang baik demi kemajuan mutu pendidikan di Kabupaten Barru pada Khususnya,” ujar Ir HA Idris Syukur MS. (Mahmud Rahim/Humas Pemkab Barru)

Madrasah Tsanawiyah Negeri Bayah Butuh Tambahan Ruang Kelas

Lebak, Metropol - Dengan Visi mempersiapkan generasi muslim yang berkualitas dan berakhlaq, serta Misi-Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu secara keilmuan, moral, dan social, menyiapkan dan mengembangkan SDM di bidang Imtek dan Imtaq yang berdasarkan ahlaqul karimah.  Madrasah ini kembali membuka pendaftaran siswa baru untuk  tahun ajaran  2014-2015.

MTsn Bayah memiliki fasilitas pendidikan  seperti gedung Madrasah yang refresentatif, lapangan olah raga futsal, Volly ball, Bulu tangkis dan lainnya. Termasuk Mushola perpustakaaan, lab computer IPA dan bahasa serta kantin. Untuk Kegiatan Eskul Pramuka PMR, Drumband, Paskibra Pencak silat Kaligrafi dan lainnya.

Ketika ditemui di kantornya, kepala Madrasah Baekandi S.Ag M.Pd.I menuturkan, ”sesuatu yang menggembirakan bagi kami. Saat  jumlah kelulusan tahun ini berjumlah 1669 siswa terbagi di 10 Kecamatan atau se-KKM (Kelompok Kerja Madrasah) dinyatakan lulus 100 persen, termasuk  siswa di madrasah ini siswa peserta ujian sebanyak 157,” kata Baehaki.

Jumlah siswa MTsn Bayah saat ini  581 orang. Baekandi  memperkirakan  jumlah siswa untuk tahun ajaran baru akan mencapai angka 700 orang siswa. Karena minat orang tua murid serta siswa itu senbdiri terhadap madrasah sangat baik. Dengan jumlah siswa sebanyak itu, kegiatan belajar akan terbagi menjadi dua, kelas pagi dan kelas siang.

“Madrasah setidaknya harus mempunyai 6 ruang kelas lagi. Jadi ini benar-benar kebutuhan kami yang amat mendesak. Mudah-mudahan yang berkompeten di Depag Kabupaten Provinsi maupun Pusat memenuhi harapan kami. Dan kami yakin Insya Allah generasi mendatang akan lahir generasi yang bertanggungjawab terhadap negara dan bangsa karena ditunjang olah ahlaq yang baik berasal dari madrasa ini,” pungkas Baekandi S.Ag M.Pd.I. (Dicky Abiasa)

Semangat Dalam Keterbatasan Membuahkan Kemenangan

Batu, Metropol - Keahlian Indra dalam menggoreskan cat lukis menghasilkan prestasi yang membanggakan. Bagi dirinya, keluarganya maupun sekolah SLB Eka Mandiri Kota Batu jalan Terusan Kasiman Ngaglik, tempat dia mencari Ilmu.

Hal itu telah dibuktikannya dengan menjadi juara I tingkat nasional di ajang FLS2N yang berlangsung di Semarang, mulai tanggal 1 – 5 Juni 2014 lalu.

Menurut wali kelasnya, Adi Indra SPd, Indra Krisvila merupakan sosok yang pantang menyerah dan unggul pembelajarannya baik dibidang akademik seperti IPA, IPS, Matematika, olahraga, maupun bidang seni.

Sudah banyak prestasi yang telah diraih, diantaranya lomba tenis meja mendapatkan juara II Tingkat Provinsi, dan juara II Provinsi lomba lari.

Namun dari sekian kemampuannya, melukis memang lebih menonjol. Murid kelas IV kelahiran 6 Desember 1999 itu sedari kecil sudah berkecimpung dalam dunia lukis. Jadi sangat bersyukur bahwa dia bisa menjadi juara nasional, setelah menjadi juara I tingkat Jawa Timur.

“Di sekolah kami, semua murid diajarkan ilmu akademik, seni, ketrampilan maupun wirausaha. Seperti sablon, bikin telor asin maupun ternak ulat sutra,” jelasnya.

Kami ingin semua murid SLB nantinya bisa mandiri dan tidak minder dengan kekurangan mereka. “Semangat karena keterbatasan merupakan kunci sebuah keberhasilan,” kata Adi. Hal itu sudah kami buktikan pada anak didik kami Indra.

“Untuk diketahui SLB Eka Mandiri sudah berdiri sejak tahun 1992 namun baru mendapatkan ijin tahun1993, kini dalam kepimpinan Kepala Sekolah Endang Retno Titik Wulan dan kerja keras para guru, prestasi anak didik lebih meningkat hingga nasional,” Jelas Adi. (Yud/Rin)

Kepala Sekolah Sukorejo 01 Diduga Tilep Dana Bos

Jember, Metropol - Adanya Dana Bos di daerah Sukorejo Bangsalsari Kecamatan Bangsalsari Desa Sukorejo Kabupaten Jember, sangat di sayangkan bila dana tersebut digelapkan oleh oknum Kepala sekolah SDN Sukorejo 01. Entah dana tersebut di bikin apa para Guru tidak tau sampai sekarang. Bangunan yang di rehab indikasinya tidak bagus sama sekali dan yang hanya di rehab perpustakaan saja dan untuk yang lain tidak ada sama sekali.

Dengan permasalahan ini akan di adukan ke DIKNAS jember dan BKD Pemkab Jember agar dikemudian hari tidak semena mena terhadap Dana Negara dan Dana tersebut akan tersalurkan kepada penerima yang sah. Menurut narasumber yang temui dilapangan membenarkan adanya dana Bos yang diselewengkan atau di embat oleh oknum Kepala sekolah SDN Sukorejo 01 Bangsal Jember, dan sementara ini Tim Metropol belum bisa mengkonfirmasi oknum Kepala Sekolah SDN Sekorejo 01. Dan ada salah satu Guru yang mengeluh mengenai Dana Bos, karena selama ini para Guru takut untuk bertanya kepada kepala sekolah. “Ya mas, saya kecewa sama Kepala Sekolah, karena tidak transparan mas, dan saya bilang apa adanya, tidak di tambahi dan tidak di kurangi dan semua ini kenyataan mas,” kata seorang guru yang tidak mau di sebutkan namanya. “Dulu pernah dilaporkan Polisi, tapi tidak ada kabarnya sampai sekarang,” kata warga saat berada di depan SDN Sukorejo 01. “Dan kalau bisa beritakan aja di koran biar mantap mas,” kata para ibu wali kelas saat berbincang di area sekolah.

Apapun yang dikatakan para narasumber Tim Metropol akan menelusuri kejadian- kejadian yang ada di SDN Sukorejo 01 dan untuk kebenarannya akan kami telusuri sampai ke DIKNAS Jember atau tingkat kabupaten dan sementara ini Tim Metropol akan menampung berita yang terjadi di SDN Sukorejo 01 sampai permasalahan Dana Bos membuahkan hasil yang akurat dan sangat valid agar masyarakat Sukorejo merasa puas. (Tim Metropol)

Porseni SLTP/SLTA Tahun 2014

Enrekang, Metropol - Pekan Olahraga dan Seni antar Pelajar SLTP/SLTP dan sederajat SE Kabupaten Enrekang yang dilaksanakan pada tanggal, 16 s/d 21 Juni 2014 di Lapangan Abubakar Lambogo Batili dan GOR Massenrempulu yang berlokasi di Kecamatan Enrekang.

Pembukaan Porseni diawali dengan devile para peserta yang disaksikan oleh Wakil Bupati Enrekang H. Amiruddin, SH bersama Muspida, Anggota DPRD Drs. Nurdin Rauf, Para Kepala SKPD, Para Kepala sekolah dan undangan.

Drs. Mardin, M.Pd selaku Ketua Panitia pelaksanaan Porseni Tingkat Kabupaten Enrekang dalam laporannya pada pembukaan Porseni menyampaikan  dasar pelaksanaan kegiatan Porseni adalah undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2014 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Keppres No. 23 Tahun 1976 jo Keppres No. 52/1984 tentang Hadiah Seni, Ilmu Pengetahuan, Pengabdian dan Olahraga, Recana Jangka Menengah yang termuat dalam Rencana Strategi Dinas Pendidikan, Olahraga dan Pariwisata, APBD Kabupaten Enrekang pada DPA Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten tahun anggaran 2014 program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga dan seni.

Tujuan kegiatan pecan Porseni antar pelajar SLTP/SLTA dan sederajat untuk membina silaturrahmi dan mengembangkan bakat olahraga dan seni dikalangan pelajar se Kabupaten Enrekang melalui pertandingan berbagai cabang olahraga dan kesenian. Tema “Dengan Porseni kita tingkatkan silaturrahmi dan sportifitas Olahraga” dengan sasaran untuk mencari bibit olahragawan yang berprestasi, melestarikan dan mengembangkan kesenian di kalangan pelajar, memotivasi kepada para pelajar mencintai olahraga dan seni, ajang silaturrahmi antar siswa dan mencari bibit olahragawan berprestasi untuk dikembangkan dan dibina lebih lanjut.

Jenis olahraga dan kesenian terdiri dari volley ball, tennis meja, bulu tangkis, sepak takraw, paduan suara dan nyanyi solo. Ikut dalam kegiatan Porseni terdiri dari SLTP 50 sekolah, SLTA 28 sekolah yang berasal dari 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Enrekang. Biaya dibebankan dalam DPA Dinas Pemuda dan Pariwisata Tahun Anggaran 2014.

Wakil Bupati Enrekang dalam sambutannya pada pembukaan Porseni menyampaikan pekan olahrga dan seni  antar pelajar bertujuan untuk mengaktualisasikan potensi para peserta secara aktif produktif dan kreatif. Hal ini penting mengingat potensi yang teraktualisasi dengan baik dapat mengembangkan potensi diri peserta baik kepribadian kepemimpinan dan solidaritas.

Melalui perhelatan porseni ini diharapkan penggalian potensi para peserta dapat bermanfaat untuk mencari peluang-peluang yang lebih lanjut sehingga peserta dapat berkifrah dalam iven lebih tinggi di tingkat Provinsi atau di tingkat Nasional. Itulah tujuan utama mengapa porseni kita hadirkan kembali di Kabupaten Enrekang, oleh karena kita ingin membangkitkan potensi dibidang olahraga dan seni di kalangan pelajar, dilanjutkan pernyataan membuka porseni. (Syah)

Senin, 19 Mei 2014

Pendistribusian Soal UN Untuk Beberapa Sub Rayon Dapat Pengawalan Personil Polsek

Banten, Metropol - Demi  lancarnya penditribusian Soal Ujian Nasional (UN) dan Lembar jawaban komputer bagi sekolah SMP, SMA, MTsN, maupun MAN. Untuk sampai ke daerah terpencil sekalipun dapat pengawalan oleh Personil Polsek dari mulai pengiriman hingga tiba di sekolah masing-masing. 

Mamat Rahmat Wakil Ketua Panitia Penyelenggara UN Sub Rayon 7 memaparkan,  Rayon yang dia Koordinir meliputi 34 Sekolah Negeri dan 1 Sekolah Swasta, yang berada di 4 Kecamatan. Diantaranya Kecamatan Panggarangan, Kecamatan Bayah, Kecamatan Cilograng dan Cibeber.

Sementara itu Ujang Enjah, MP, diketua Panitia UN yang berlokasi di MTsN Bayah menjelaskan, via Telepon, bahwa soal Ujian Nasional diperuntukan bagi 1669 siswa peserta ujian atau 43 sekolah MTsN di 9 Kecamatan diantaranya, Kecamatan Cilograng, Bayah, Panggarangan, Malingping, Cihara, Cijaku, Binuangeun Wanasalam dan Banjarsari dengan dibagi di  101 ruang, dan 202 orang pengawas. 

Ditempat berbeda KKM MAN Bayah yang diketuai oleh Ahmad Dimyati, M.Pd. menuturkan via telepon, bahwa Pesera Ujian berjumlah 614  siswa di 20 sekolah MAN, yang tidak hadir karena berbagai alasan sebanyak 15 orang dan 1 orang menyusul karena alasan sakit.

Atang Sutardi ketika ditemui di kantor UPT Bayah mengatakan, bahwa peserta UN untuk tingkat SD  yang akan dilaksanakan tanggal 19 Mei mendatang sebanyak 856 siswa dari 35 SD yang berlokasi dibeberapa Kecamatan.

Dari mulai pengiriman naskah ujian, hingga pengembalian kembali berita acara akan mendapat pengawalan dari personil Polsek Bayah. (Yuyung/Dicky Abiasa)

Mantan Kepsek SMP Negeri 1 Ma’rang Tersangka Kasus Honorer K2

Pangkep, Metropol - Menyikapi kekisruhan honorer Kategori Dua (K2) di Kabupaten Pangkep, pihak Kepolisian Resor telah menetapkan dua tersangka masing-masing mantan Kepala SMP Negeri 1 Ma’rang, Syamsuddin dan Maskur G, guru honorer fiktif di SMP Negeri 1 Ma’rang.

Mantan Kepala SMP Negeri 1 Ma’rang, Syamsuddin ditetapkan sebagai tersangka karena menandatangani SK fiktif tertanggal 3 Januari 2005, lengkap dengan absensi hingga 2010. Sementara Maskur G selama ini bekerja di salah satu perusahaan marmer, tetapi absensi di SMP Negeri 1 Ma’rang tetap terisi.

Kasus honorer kategori dua (K2) yang sementara berproses hukum di Polres Pangkep, bakal menyeret ratusan pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di daerah tiga dimensi Kabupaten Pangkep, ungkap Kapolres Pangkep melalui Kasat Reskrim AKP Ridwan Saenong.

Melihat amburadulnya perekrutan tenaga honorer K2, dipastikan akan banyak pimpinan SKPD yang tersangkut hukum. “Jumlahnya bisa mencapai ratusan. Sel Polres Pangkep muat menampung kapasitas sebanyak itu,” tandas AKP Ridwan Saenang kepada wartawan.

Polisi masih membuka ruang bagi masyarakat untuk melaporkan indikasi kecurangan dan pelanggaran lainnya dalam penerimaan honorer K2. Polisi siap obyektif dan tidak tebang pilih. “Siapa pun yang terlibat, baik pemberi maupun penerima SK akan kita tindak sesuai aturan hukum yang berlaku,” ungkapnya.

Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Pangkep Ansharullah didampingi Sekretaris Inspektorat Andi Aryan mengatakan, kami benar-benar merasa heran dengan banyaknya pimpinan SKPD benani memberikan SK honorer fiktif. Untuk pengangkatan honorer K1 saja, kata Ansharullah, hanya 11 orang yang dinyatakan lolos verifikasi dan terangkat menjadi CPNS.

Sekretaris BKD Pangkep mencontohkan, di SMA Negeri 1 Pangkajene, ada 10 tenaga honorer  K2 dinyatakan lolos, sedangkan jauh sebelumnya sudah banyak honorer yang diangkat melalui perekrutan database. Begitu pula di SMP Negeri 1 Pangkajene, terdapat 9 honorer K2 yang terekrut.

Pertanyaannya, pada saat penerimaan CPNS K1 dan perekrutan lewat database, mereka dimana semua, ungkap Ansharullah via telepon selulernya. Kondisi semacam ini memang patut dipertanyakan, mengapa mereka tidak mendaftar pada saat itu, tandasnya. “Tim verifikasi hanya melakukan pendataan dan pemeriksaan, untuk penindakan kita serahkan kepada pihak berwajib,” ungkapnya.

Dari 664 honorer K2 yang dinyatakan lolos tes CPNS beberapa waktu lalu, untuk sementara tersisa 360 lebih yang lolos verifikasi dan validasi. “Kami tidak terlalu yakin dengan dokumen yang diserahkan ke tim verifikasi apakah asli atau fiktif, yang jelas masih ada tahap yang harus dilalui sebelum pengusulan NIP ke BKN Pusat,” pungkasnya. (Bis)

Lembaga Penuntut Keadilan & HAM – RI Apresiasi Honorer K2 Fiktif Diusut Tuntas

Pangkep, Metropol - Lembaga Penuntut Keadilan dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia (LPK HAM – RI) mengapresiasi pihak Kepolisian Resor Pangkep untuk mengusut tuntas penggunaan Surat Keputusan (SK) pengangkatan honorer fiktif. Proses hukum yang dilakukan tim penyidik Polres Pangkep telah menunjukkan kinerja yang memuaskan. Apatah lagi telah menetapkan sejumlah tersangka.

Honorer K2 yang telah ditetapkan sebagai tersangka yakni “Maskur G” serta salah seorang mantan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Ma’rang, yakni Syamsuddin. Mantan Kepsek SMP Negeri 1 Ma’rang ditetapkan sebagai tersangka karena menandatangani SK fiktif tertanggal 3 Januari 2005 lengkap dengan absensi hingga 2010.
Ketua Bidang Hukum & HAM, LPK HAM-RI, Muhammad Taqwa Al Hamdi menyebutkan Honorer Kategori Dua (K2) yang lulus seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) jajaran pemerintah Kabupaten Pangkep. Tetapi tidak memasukkan berkas termasuk pencabutan rekomendasi dari Kepala Puskesmas Ma’rang harus tetap diusut tuntas. Penggunaan Surat Keputusan (SK) maupun rekomendasi pengangkatan honorer fiktif bisa terancam pidana.

Apatah lagi, dari sekitar 664 orang honorer Kategori Dua (K2) lingkup pemerintah Kabupaten Pangkep yang dinyatakan lolos seleksi pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Sebanyak 30 orang telah diproses  oleh  pihak Kepolisian Resor Pangkep karena bermasalah. Mereka rata-rata berstatus guru, kini telah  ditindaklanjuti pihak penyidik Polres Pangkep. Bahkan salah seorang diantaranya telah ditetapkan sebagai tersangka Maskur G.

Ada indikasi, para honorer K2 yang telah dinyatakan lulus seleksi CPNS tidak mengembalikan berkas. Itu lebih disebabkan karena pimpinan SKPD yang bersangkutan tidak berani menandatangani Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTM) nya.

Bisa saja, kata Muhammad Taqwa, para honorer tidak berani memasukkan berkas karena telah sadar SK mereka fiktif. “Berkasnya harus ada yang mengakui. Karena walaupun berkasnya lengkap tapi tidak ada yang mengakui ? Yah sama saja. Tetap tidak bisa lolos berkasnya,” pungkasnya.

Ironisnya, Kepala Puskesmas Ma’rang, dr. Hj. Andi Muddariah, MM kepada wartawan mengaku telah merekomendasikan dua Honorer K2 untuk mengikuti seleksi CPNS. Ke dua calon PNS tersebut masing-masing : Ramlah bertugas di Puskesmas Padang Lampe dan Darmawati bertugas di Puskesmas Bonto-bonto Ma’rang. Namun menjelang dilakukan validasi, rekomendasi tersebut dicabut dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Pangkep.

Kedua Honorer tersebut direkomendasikan mengikuti seleksi CPNS semata-mata karena ingin membantu mereka. “Saya merasa iba karena keduanya merengeh minta dibantu. Ramlah melalui SMS  pernah meminta bantuan. Bantuka bu, sisa saya yang belum ikut seleksi. Ini demi masa depanku bersama anak-anakku. Jadi ini saya lakukan semata-mata ingin membantu mereka,” kata dr Hj. Muddariah. 

“Saya tidak paham kalau mereka ternyata bukan honorer tahun 2005. Yah, kalau memang harus berhadapan dengan hukum. Apa boleh buat. Inilah resiko jabatan. Tapi perlu diketahui bahwa bukan hanya saya yang melakukan hal semacam ini. Kondisi riel inilah yang perlu dilidik lebih lanjut,” tandasnya.

Kapolres Pangkep, AKBP Deni Hermana melalui Kasat Reskrim, AKP Ridwan Saenong, SH, MH, Selasa (29/4) membenarkan seorang tenaga honorer K2 ditetapkan tersangka karena terindikasi memalsukan dokumen pengangkatan. “Tidak ada maaf baik pejabat apapun termasuk kepala dinas yang berani membuat dokumen fiktif terkait pengangkatan honorer K2, mereka akan diproses sesuai hukum yang berlaku,” tandas Ridwan.

Kanit Idik I Polres Pangkep, Iptu H. Ismail Samad menambahkan, dari puluhan honorer K2 yang dilaporkan fiktif dan lulus seleksi CPNS, seorang diantaranya telah ditetapkan tersangka. “Tersangka Maskur G bertugas sebagai tenaga pendidik di SMP Negeri 1 Ma’rang,” katanya.

Drs. H. Tajuddin Laode tidak menampik adanya laporan 30 honorer K2 “bermasalah” dan sementara ditangani pihak Polres Pangkep. Salah seorang honorer K2, Maskur G telah ditetapkan sebagai tersangka.

“Dari tenaga honorer K2 yang bermasalah sudah masuk dalam tahap penyidikan. Kami juga sudah memanggil saksi-saksi. Bahkan, Bukti-bukti penting tengah dikumpulkan seperti surat pernyataan SKPD dan pimpinan SKPD honorer bersangkutan sudah diperiksa, ungkap Iptu Ismail. (Bis)

Hj. Norma, S.Pd Bertekad Membina Anak Didik Dengan Baik

Pangkep, Metropol - Lembaga Pendidikan Dasar SD Negeri 48 Bone-Bone yang saat ini dinakhodai sosok pemimpin muda, energik dan memiliki kemauan keras untuk memberikan yang terbaik bagi upaya membina anak didik menjadi generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang agamais dan berkarakter.

Bila berkunjung ke lembaga pendidikan dasar yang terletak di sebuah perkampungan terpencil Kelurahan Pabbundukang Pangkajene, Kabupaten Pangkep, selain kita akan menyaksikan betapa sepinya lokasi sekolah tersebut karena jauh dari suasana hiruk pikuk keramaian kota juga sarana transportasi memang terasa amat sulit. Namun, tiga bulan terakhir setelah dipimpin Hj. Norma, S.Pd suasana di sekolah ini lambat laun mengalami perubahan signifikan.

“Memang sudah menjadi niatan saya untuk melakukan perubahan dengan melibatkan segenap dewan guru, komite sekolah serta orang tua murid untuk membangun dan mengembangkan sebuah lembaga pendidikan menjadi yang terbaik, dengan tekad menjadikan siswa berkemampuan di bidang ilmu pengetahuan dan memiliki kesadaran keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT,” ungkap Hj. Norma.

Dia menyebutkan, bila musim hujan, untuk melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar di sekolah ini, terasa amat sulit karena lingkungan sekolah mengalami banjir. Pasalnya, sekolah yang berada di seputaran areal persawahan rawan banjir di musim penghujan. Itulah sebabnya, Hj. Norma mengajukan proposal ke Pemkab Pangkep via Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga agar dilakukan penimbunan pada pelataran sekolah yang senantiasa banjir dan amat becek setelah diguyur hujan. Apa lagi tidak dilengkapi pagar.

Lokasi SD Negeri 48 Bone-Bone yang tidak dilengkapi pagarisasi menyebabkan kerbau, sapi maupun kambing seenaknya masuk ke halaman sekolah. Bukan hanya menghabiskan tanaman juga kambing senantiasa bermalam di halaman sekolah menyebabkan kotorannya bertebaran dan terkesan jorok. Itulah sebabnya, Kepala SD Negeri 48 Bone-Bone, Hj. Norma mengharapkan bantuan pemerintah untuk pembuatan pagarisasi dan paving block.

“SD Negeri 48 Bone-Bone yang memiliki 6 rombel (5 ruang belajar), satu ruang serba guna. Pada  tahun ajaran 2013 – 2014  membina 169 siswa dengan tenaga pendidik guru PNS 8 orang dibantu tenaga honorer 5 (dua orang diantara lulus K2). Guru PNS yang berjumlah 8 orang, lima orang diantaranya sudah bersertifikasi,” kata Hj. Norma.

Kepala SD Negeri 48 Bone-Bone yang terobsesi mengembangkan sekolah binaannya menjadi sekolah unggulan dan berkualitas dengan senantiasa berupaya memberikan yang terbaik bagi siswanya.  

Mengingat banyaknya guru yang berpotensi di sekolah ini, Kepala SD Negeri 48 Bone-Bone memberikan peluang sebesar-besarnya kepada mereka untuk mengembangkan minat dan bakat siswa agar dapat semakin intens mengikuti kegiatan ekstra kurikuler termasuk bidang seni, budaya dan olahraga. “Untuk kegiatan kesenian, kami siapkan alat musik,” tandasnya. (Zainuddin)

Sabtu, 03 Mei 2014

Wujudkan Manajemen Keterbukaan

Pangkep, Metropol - Kalau ada Lembaga Pendidikan Dasar yang getol mewujudkan manajemen keterbukaan dalam pengelolaan sekolahnya. Dia adalah Hj. Nurhayana, S.Pd. Kepala SD Negeri 45 Paccelang, Kecamatan Pangkaje, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan,

Bukan hanya itu, Hj. Nurhayana amat peduli terhadap upaya peningkatan kualitas anak didiknya dan senantiasa memotivasi orang tua siswa bersama anak didiknya agar mau menciptakan dan mewujudkan semangat cinta “Sekolah”. 

Dalam setiap pertemuan yang diselenggarakan Komite Sekolah, Hj. Nurhayana senantiasa mengingatkan, bahwa pendidikan merupakan salah satu sarana menjadikan anak-anak kita terampil, cerdas dan ber-akhlak mulia. “Kami selaku pendidik mempunyai tugas dan tanggungjawab membina dan mendidik anak-anak kita agar mencapai tujuan dimaksud”, tandasnya. 

Untuk itu, di Sekolah Dasar Negeri 45 Paccelang  yang terletak di dusun terpencil,  tepatnya di Kampung Paccelang Kelurahan Anrong Appaka Kecamatan  Pangkajene Kabupaten Pangkep–Sulsel,  ditumbuhkembangkan semangat kebersamaan, kekompakan dan rasa tanggungjawab yang tinggi semua elemen pendidik di sekolah ini, ungkap Nurhayana. 

Dalam upaya ini, pihak sekolah mengajak peran stakeholder seperti Dinas Kesehatan untuk pemberian program NAIS (NICE) serta imunisasi secara berkala, dibarengi  pemberian makanan tambahan bagi siswa-siswi. Dengan adanya nilai-nilai pembudayaan tersebut, diharapkan dapat memacu peningkatan prestasi belajar siswa yang muaranya pada peningkatan mutu pendidikan.SD Negeri 45 Paccelang, membina 265  siswa, didukung 10 tenaga pendidik (guru PNS) professional dan 4 orang tenaga honorer. Mengemban misi, memiliki intelektual yang berdasarkan Imtaq dan Iptek dengan misi meningkatkan SDM guru dan siswa, meningkatkan kedisiplinan guru dan siswa, mempererat tali persatuan dan kebersamaan serta mencetak luaran siswa yang berkualitas.  Bertekad menjadikan sekolah tersebut  menjadi sebuah lembaga pendidikan “Bernuansa Islami”.

Kepala SD Negeri 45 Paccelang, Hj. Nurhayana mengemukakan, yang dimaksud dengan “Bernuansa Islami”  adalah suatu upaya melestarikan nilai-nilai budaya  Islam, dimana pada setiap hari Jum’at semua siswa berbusana muslim/muslimah serta dibarengi pengajian dan pembinaan mental spritual. Bukan itu saja, di SD Negeri 45 Paccelang  juga dilestarikan budaya bersih, budaya tertib, budaya sipakatau/kekeluargaan, budaya indah serta budaya sehat. Untuk mencapai nilai-nilai tersebut, berbagai upaya telah dilakukan oleh semua warga sekolah,  masyarakat (komite sekolah) bersama Dewan Guru. Misalnya, untuk mencapai Sekolah bernuansa Islami, pada hari Jum’at, setiap siswa sejak dini diupayakan untuk berbusana muslim dan muslimah serta belajar mengaji. Siswa laki-laki memakai celana panjang sedang perempuan berbusana muslimah dan berkerudung. Sedang untuk menumbuhkembangkan budaya bersih, diluncurkan program setiap siswa harus memungut satu  sampah dengan mengkapling area perawatan serta kebersihan setiap kelas secara berkesinambungan.  (Zainuddin) 

PR Buat Walikota Baru Makassar

Makassar, Metropol - Perilaku seorang Kepala Sekolah yang berlagak sok kuasa dalam lingkungan sekolah, sampai melakukan penindasan dan menggorogoti hak guru-guru pengajar di sekolah tempat ia menjabat, adalah sangat tak pantas dan tak sejalan dengan jabatan yang disandangnya, sebagai Kepala Sekolah, terlebih sebagai seorang pendidik.

Seperti prilaku Hj. Muhaemina, S.Pd, selaku Kepala Sekolah di SD Bawakaraeng 3 Kota Makassar, berlagak bagai penguasa disekolah, hingga bertindak semau gue terhadap guru pengajar disekolah itu, hak-hak guru yang berasal dari anggaran Biaya Operasional Sekolah (BOS) dan dari Dana Gratis dibayarkan sekehendak hati Kepala Sekolah tanpa mengindahkan petunjuk / aturan yang ada.

Tidak sampai disitu saja, perlakuan Kepala Sekolah ini terhadap guru-guru, tapi ia pun melakukan tindakan yang seenaknya, bila ada yang tidak disenangi terhadap para pengajar.

Mencaci maki guru dengan kasar tanpa melihat kondisi lingkungan sekolah, bahkan dengan berani merekayasa surat Keputusan (SK) dengan merekayasa surat permohonan pindah seorang guru tanpa sepengetahuan guru bersangkutan.

Seperti yang dilakukan terhadap Nur Hikmah, S.Pd, selaku guru pengajar, selama kurun waktu lima bulan menerima penindasan, perlakuan kasar, makian, sampai dibuatkan Surat Keputusan (SK) Pindah, yang direkayasa dan terkesan dipalsukan oleh Kepala Sekolah (Hj. Muhaemina, S.Pd).

Nur Hikmah, korban penindasan dari Hj. Muhaemina, diusir dengan kasar dari rumah dinas yang berada dalam kompleks sekolah, bahkan dianiaya dengan memutus pipa air minum dan kabel listrik yang mengalir masuk ke rumah korban.  

Namun, yang sangat mengherankan, Kenapa Walikota Makassar maupun Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Makassar. Tetap mempertahankan orang ini, walaupun sudah banyak laporan mengenai prilaku Hj. Muhaemina. S.Pd, yang tidak mencerminkan profesi guru selaku pendidik.

Padahal, kalau dilihat dari prilaku dan tindakan kasar terhadap guru-guru di SD Bawakaraeng 3, telah mencemari profesi guru sebagai seorang pendidik.

Jadi, jangan heran kalau murid-muridnya nakal dan kurang berkualitas, dengan kata lain muridnya kurang bermutu dan berprestasi, ini karena Kepala Sekolah yang tak memiliki jiwa mendidik, dan tak mampu membimbing serta membina guru selaku tenaga pengajar dan pendidik di sekolah itu.

Untuk itu, dengan berakhirnya masa pemerintahan Ir. Ilham Arief Siradjuddin selaku Walikota Makassar, diharapkan kepada Ir. Dany Poemanto, selaku Walikota Makassar terpilih periode tahun 2014-2019, segera menindak lanjuti dan memproses Kepala Sekolah SD Bawakaraeng, demi kemajuan dan peningkatan mutu pendidikan di Kota Makassar. (Jalal Maulana)    

Porseni Siswa Se Kabupaten Barru 2014

Barru, Metropol - Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) atau yang lebih dikenal dengan Porseni Tingkat SD, SMP dan SMA/SMK Negeri dan Swasta se Kabupaten Barru Tahun 2014 dibuka secara resmi oleh Bupati Barru, Ir. H. Andi Idris Syukur, MS di Lapangan Sumpang Binangae belum lama ini.

Acara ini  dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Dr. Ir. Abustan, M.Si dan sejumlah Pejabat dilingkup Dinas pendidikan KabupatenBarru.

Pembukaan PORSENI Siswa Tingkat Kabupaten Barru ini berlangsung meriah dengan diawali parade kontingen masing-masing sekolah setiap Kecamatan dan diisi oleh hiburan berupa aksi cheerleaders, teater dan perkusi  dari para  siswa.

Dalam sambutannya, Bupati Barru mengatakan bahwa kegiatan Porseni Siswa bertujuan dalam peningkatan mutu pendidikan yang melibatkan siswa untuk berkompetisi dengan penuh sportifitas dalam penyaluran bakat dan minat, peningkatan kecintaan dan apresiasi terhadap bidang olahraga dan seni untuk menumbuhkembangkan seni budaya, khususnya seni budaya lokal. 

Dr. Ir. Abustan, M.Si mengungkapkan, Porseni Siswa ini merupakan program rutinitas Dinas Pendidikan sejak Tahun 80-an, dan Tahun 2014 kali ini diikuti oleh 1.979 Siswa dengan memperlombakan cabang olahraga antara lain Atletik, Senam, Renang, Tenis Meja, Bulutangkis, Volli Mini, Pencak Silat, Tenis Lapangan, Karate, Sepak Takraw dan Catur. Sedangkan di bidang seni antara lain Kriya Anyam, Gambar Bercerita, Nyanyi Solo dan Lomba Pidato.

Ir. H. Andi Idris Syukur, MS, sangat mengapresiaisi kegiatan Porseni ini, “saya menghimbau agar Peserta PORSENI tetap mengedepankan sportifitas dalam bertanding serta saya mengharapkan agar Porseni ini harus dan mutlak dijadikan sebagai wadah penyaluran bakat dan minat para siswa,” ujarnya. (Mahmud Rahim/Ahkam/Humas Pemkab Barru)

Orang Tua Siswa Arogan Lecehkan Institusi Pendidikan

Barru, Metropol - Tindakan oknum orang tua siswa terhadap seorang Siswa yang duduk dibangku Kelas VI Pada SD Negeri Ance, Desa Corawali, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru.  Kepala SD Negeri Ance Syamsuddin, S.Pd saat ditemui media ini di kediamannya sangat menyesalkan  sikap orang Tua yang melakukan tindakan main hakim sendiri, tanpa mempedulikan para guru yang sedang mengajar dan melakukan kekerasan terhadap siswa, yang ironisnya lagi dilakukan didalam kelas saat siswa sedang mengikuti kegiatan Belajar mengajar.

Ini termasuk juga sebuah pelecehan terhadap Institusi Pendidikan yang sudah sekian banyak mencetak generasi penerus untuk bangsa dan Negara.

Dikatakannya, kasus pemukulan terhadap Suryadi siswa SD Negeri Ance  yang beralamat di Aluppangnge, Kronologis kejadian bermula dari saling ejek antara Suryadi dan Haeria, yang pada akhirnya Haeria meminta izin pada gurunya untuk pulang dengan alasan sakit, tetapi kenyataannya Haeria pulang melaporkan kejadian itu kepada kedua Orang tuanya. 

Menurut salah seorang guru disekolah itu saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu, mengatakan, berselang beberapa saat setelah Haeria pulang kerumahnya, tiba-tiba muncul seorang laki-laki tidak lain dia adalah Gusmiadi orang tua Haeria yang langsung mengarah ke kelas ruangan, dimana Suryadi bersama teman-temannya kerja kelompok, dan yang lebih mengagetkan Gusmiadi menendang pintu kelas dan masuk menuju bangku dimana Suryadi duduk dan langsung saja Gusmiadi mencekik leher Suryadi yang kemudian mengangkatnya dan membantingnya ke lantai yang mengakibatkan suryadi mengalami luka-luka memar di kepala dan pembengkakan dibagian leher. Sesuai hasil Visum Et Revertum yang dilakukan dr. Haspiana Sahruddin selaku dokter Pemerintah di Puskesmas Pekkae pada tanggal 13 April 2014 sekitar pukul 07.50 Wita dengan nomor surat hasil Visum 82/PKM-TR/IV/2014, dan pada hari itu juga Suriyadi yang didampingi orang tuanya, Kahar melaporkan kejadian itu di Mapolsek Tanete Rilau yang diterima oleh Brigpol Wahyu dan  dilanjutkan ke Mapolres Barru pada bagian Tindak Pidana Undang-Undang Perlindungan Anak.

Kemudian pada tanggal 22 April 2014 perkara tersebut diatas telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Barru dengan merujuk pada Pasal 8 Ayat (3) Huruf a dan pasal 110 ayat ( 1 ) dan (3) KUHAP, Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian RI, dan Undang-Undang RI  No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan Anak serta Surat Pemberitahuan dimulainya Penyidikan Nomor: A.3/17/IV/2014 Reskrim tanggal 14 April 2014.

Sementara itu ditempat terpisah Forum Pemerhati Pendidikan Kabupaten Barru juga sangat menyayangkan dengan kesewenangan orang tua siswa memasuki kelas yang siswa sementara mengikuti kegiatan belajar dan bertindak main hakim sendiri dengan sewenang-wenang mencekik serta membanting anak tersebut ke lantai, sehingga Forum Pemerhati Pendidikan menanggapi persoalan itu diluar dari batas kewajaran. FPP berharap kepada pihak penegak hukum agar memberikan sanksi yang seberat-beratnya karena tindakan yang dilakukan bukan saja penganiayaan, termasuk juga pelecehan nama Institusi Pendidikan, hal yang sama juga disampaikan Kepala Unit Pelaksana Tekhnis Dinas Pendidikan Kecamatan Tanete Rilau Suhriman, S.Pd, M.Pd, dengan tegas mengatakan, perlakuan oknum orang tua siswa tersebut agar diberikan sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku agar dapat menjadi pelajaran kepada siapa saja yang berani melecehkan Institusi Pendidikan. (Mahmud Rahim)

Kamis, 17 April 2014

Hj. Wahidah, S.Pd Membawa Perubahan

Pangkep, Metropol - Meski baru sekira 10 bulan  menjabat Kepala  SD Negeri 8 Pacce’lang Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep, Hj. Wahidah, S.P  yang dikenal sebagai mantan guru kelas 6 SD Negeri 7 Tekolabbua,  datang dan hadir dengan tekad membawa perubahan. Perubahan merupakan amanah yang wajib diejawantahkan, tandasnya.

Terbukti, saat wartawan Metropol  berkunjung ke ruang kerjanya (Sabtu, 12/4) lalu. Wajah sekolah yang dulunya tampak tak terawat, kini tertata rapi. Ruang Kepala Sekolah telah dicat dengan warna merah muda memberi nuansa baru, di lembaga pendidikan dasar SD Negeri 8 Pacce’lang telah mengalami perubahan. 

Tanpa basa-basi Kepala Sekolah SD Negeri 8 Pacce’lang menyebutkan, bahwa kehadirannya di lembaga pendidikan dasar ini semata untuk merubah image masyarakat, yang tadinya menganggap sekolah ini senantiasa “bermasalah” menjadi lembaga pendidikan yang mampu bersaing dengan sekolah lainnya.

Banyak info dan masukan yang telah kami dapatkan. Oleh sebab itu, sebagai orang yang diberikan amanah oleh Bupati akan menjalankan amanah tersebut secara profesional dan proporsional. Memang untuk melakukan sebuah perubahan tentu banyak tantangan dan hambatannya, tetapi dengan tekad untuk sebuah perbaikan. Kami berharap segenap elemen jajaran SD Negeri 8 Pacce’lang bersama komite sekolah dan orang tua siswa  dapat memahami hal tersebut dan mau bahu membahu dalam melakukan perbaikan dimaksud.

Mengingat Bupati Pangkep amat membutuhkan sosok kepala sekolah profesional bukan titipan, maka kami akan menjalankan amanah tersebut sesuai dengan kemampuan yang kami miliki. Tentunya perlu ditopang oleh semangat kebersamaan, kekompakan dan saling pengertian semua pihak. Bukan berarti kami mau menggurui, tetapi ini kami lakukan semata karena panggilan profesionalisme, imbuh Hj. Wahidah.

Itulah sebabnya, selama menjabat Kepala Sekolah, kami menerapkan pola manajemen keterbukaan. Tanpa keterbukaan, niscaya teman-teman yang ada di sekolah ini termasuk komite sekolah dan orang tua siswa enggan untuk berperan aktif. Implementasinya, setiap menjelang semester diadakan pertemuan dengan segenap dewan guru, komite sekolah serta orang tua siswa.

Alhamdulillah, dengan diwujudkannya pola manajemen keterbukaan, semua program yang telah dicanangkan dapat terlaksana dengan baik. Dan, perlu diketahui, kini telah terjelma perobahan pola pikir dan pola tindak dari segenap jajaran lembaga pendidikan dasar SD Negeri 8 Pacce’lang ini. Kondisi riel semacam ini akan tetap dilakukan guna terwujudnya peningkatan kualitas anak didik serta terlaksananya proses belajar mengajar yang semakin nyaman, ungkap Hj. Wahidah.

SD Negeri 8 Pacce’lang membina 221 siswa dengan tenaga pengajar 9 orang guru PNS, 3 orang guru honorer telah bertekad menjadikan lembaga pendidikan dasar ini menjadi lebih baik dan mampu menelorkan siswa yang mampu bersaing dengan siswa lainnya di daerah ini. Disebutkan, tahun 2014 ini, siswa SD Negeri 8 Pacce’lang telah menorehkan prestasi menggembirakan dengan meraih juara II renang pada penyelenggaraan Pekan Olahraga Pelajar.  

Hj. Wahidah menambahkan, meski tahun 2014 ini sekolah yang dinakhodainya memperoleh bantuan proyek pembangunan rumah dinas kepala sekolah melaui DAK, namun ia pun berharap kepada pemerintah agar dapat diberikan bantuan tanah timbunan, mengingat bila musim hujan halaman sekolah senantiasa digenangi air bah, juga kondisi lapangan upacara becek. Bukan itu saja, di sekolah ini “kambing” seenaknya bermalam di halaman sekolah. (Bis)

Kepala Daerah Kabupaten Barru Serahkan Insentif Bagi Tenaga Pendidik PAUD

Barru, Metropol - Bertempat di Baruga Singkeru AdaE Rumah Jabatan Bupati Kabupaten Barru pada hari Senin, 7 April 2014 telah dilaksanakan acara Penerimaan Insentif Penyelenggara dan Tenaga Pendidik Paud Triwulan I Tahun 2014, yang dirangkaikan dengan Silaturrahmi dengan Bupati Barru. Acara ini dihadiri oleh Bupati Barru, Ir. H. Andi Idris Syukur, MS, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barru DR. Ir. Abustan, M.Si. 

Dalam sambutannya, Bupati Barru mengatakan, pendidikan untuk anak usia dini sangat penting sebagai pembentukan karakter. Ibu Ani Yudoyono pada kunjungannya beberapa waktu lalu saat bertatap muka dengan Bunda Paud Kabupaten Barru mengutarakan rasa bahagia beliau melihat pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Barru yang telah mencapai Satu Paud Satu Kelurahan/Desa dan untuk Kabupaten Barru saat ini telah menuju Satu Paud Satu Dusun/Lingkungan. 

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barru melaporkan bahwa Jumlah Tenaga Pendidik KB, Tenaga Pendidik TK dan Penyelenggara KB/SPS APBD 2014 yang menerima Insentif adalah 283 Orang. 

Diakhir sambutannya, Ir. H. Andi Idris Syukur, MS mengharapkan agar para tenaga pendidik dapat mendidik anak-anak pada usia dini dengan baik, karena anak-anak  tersebut adalah calon-calon pemimpin bangsa, sehingga sangatlah penting membentuk anak yang berkarakter Indonesia serta berkarakter to Berru sebagai identitas diri mereka. Dan beliau berharap para pendidik harus menyadari, bahwa tanggungjawab yang diemban sangatlah besar, karena menyangkut pendidikan moral anak. Hal ini sesuai dengan slogan PAUD yaitu ‘Selamatkan Moral Anak Indonesia’ (SEMAI). (Mahmud Rahim/Ahkam/Humas Pemkab Barru)

Polisi Kawal Distribusi Soal UN di Jakarta Utara

Jakarta, Metropol - Pendistribusian lembar soal dan lembar jawaban komputer rayon 3 Jakarta Utara dilakukan di SMA Negeri 13 mendapatkan pengamanan dari Polres Jakarta Utara. Sebanyak 32 kepala sekolah dari rayon 3 Jakarta Utara bersama staf masing-masing sudah berada di SMA 13 sejak Senin pukul 04.30 pagi dan dimulai dengan shalat serta rapat koordinasi selama 15 menit.

Noviola Leni, Kepala Sekolah SMAN 13 sekaligus Ketua Rayon 03 Jakarta Utara mengatakan bahwa rayon yang ia koordinasi terdiri dari 26 sekolah swasta dan 6 sekolah negeri.

"Persiapan distribusi soal dimulai sejak jam 05.15 WIB dimulai dengan membuka ruang segel penyimpanan. Pembukaan ruangan didampingi oleh kepolisian, pengawas satuan pendidikan dari perguruan tinggi, dan panitia ujian," ujar Noviola.

Ia menjelaskan bahwa kemudian soal diangkut ke ruangan panitia dan siap didistribusikan ke kepala sekolah masing-masing sekolah.

Ia menjelaskan tidak ada kekurangan dalam penyediaan soal dan distribusi. "Soal-soal untuk ujian dari hari Senin sampai Rabu sudah disimpan di SMA 13 dihadiri oleh perwakilan dinas pendidikan provinsi, dan kami dari panitia sudah mensortir sesuai kebutuhan masing-masing sekolah" jelas Noviola.

Pendistribusian soal ujian dan Lembar Jawaban Komputer (LJK) di SMA 13 mendapatkan pengamanan dari Polres Jakarta Utara. "Pengamanan ini kami lakukan agar tidak terjadi kebocoran. Jadi kami awasi agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Kasat Binmas Polres Jakarta Utara AKBP Nurdi Satriadji kepada wartawan.

Nurdi menjelaskan, Jakarta Utara ada 81 SMA dan 76 SMK, di mana Jakarta Utara ada 3 rayon, yakni rayon 3 ada di SMA 13, rayon 4 ada di SMA 75, rayon 5 ada di SMA 111 Penjaringan. Menurut Nurdi sistem pengamanan distribusi soal dan LJK Ujian Nasional ini dilakukan sejak dokumen ujian nasional di drop, yakni pada sabtu (12/4) saat soal ujian di drop di masing-masing rayon.

"Ada 300 kekuatan personel dari Polres Jakarta Utara. Kami mengamankan penjagaan di tempat penyimpanan dan saat pendistribusian ke masing-masing SMA," ujar Nurdi.

Nurdi menjelaskan untuk pengamanan lembar kunci jawaban memiliki tempat penyimpanan khusus. "Ada dua kelompok pengamanan, pertama pengamanan naskah ujian di empat rayon dan pengamanan di lokasi penyimpanan naskah di SMAN 13," tutup Nurdi. (Usup)

Senin, 16 Juli 2012

Penandatanganan Nota Kesepahaman Antara Badan Narkotika Nasional (BNN) Dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Jakarta, Metropol.

Masalah Narkoba telah menjadi permasalahan yang serius, karena telah berdampak pada segala aspek kehidupan. Dengan dinamika yang kian berkembang,  kejahatan Narkoba telah menjadi pemicu kejahatan lainnya seperti pencucian uang, terorisme atau kejahatan besar lainnya sehingga dapat berpotensi melemahkan sektor ekonomi, kesehatan, sosial, budaya, bahkan pendidikan.

Tindakan penyalahgunaan Narkoba yang cukup tinggi khususnya di kalangan pelajar atau mahasiswa telah menyebabkan banyaknya generasi muda kehilangan produktivitas dan integritasnya. Tentu saja kondisi seperti tersebut sangat merugikan negeri ini, karena generasi muda merupakan penerus bangsa yang akan melanjutkan estafet perjuangan negeri ini.

Dalam penanggulangan masalah Narkoba, Badan Narkotika Nasional (BNN) terus konsisten bekerjasama dengan berbagai komponen masyarakat dan instansi lainnya untuk bersinergi dalam upaya mengakselerasikan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

Sebagai wujud konkret upaya bersama dalam penanggulangan masalah Narkoba di lingkungan pendidikan, pada hari ini BNN melaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Adapun bentuk kegiatan yang akan diimplementasikan berdasarkan nota kesepahaman ini meliputi :

a.    Sosialisasi mengenai bahaya penyalahgunaan Narkoba;
b.   Pengembangan materi muatan bahaya penyalahgunaan Narkoba, dalam mata pelajaran;
c.   Pengembangan ekstrakurikuler di sekolah, perguruan tinggi, dan satuan pendidikan nonformal yang berorientasi pada pencegahan penyalahgunaan Narkoba;
d.   Peningkatan peran Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), organisasi kemahasiswaan dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dalam satuan tugas anti Narkoba;
e.    Advokasi kepada guru, dosen, dan pendidik lainnya di lingkungan satuan pendidikan dasar, menengah, tinggi, dan pendidikan nonformal;
f.   Pemberian materi di lingkungan pendidikan dalam upaya pencegahan dan pemberdayaan masyarakat agar imun dari  penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba;
g.   Pertukaran tenaga ahli dan informasi tentang metode dan teknis pencegahan penyalahgunaan Narkoba;

 Pada dasarnya  Nota Kesepahaman ini merupakan landasan kerja sama bagi BNN dan Kemendikbud dalam rangka melaksanakan kegiatan pencegahan penyalahgunaan Narkoba, melalui pendidikan dan kebudayaan. Adapun tujuan dari  Nota Kesepahaman ini adalah untuk mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba khususnya di lingkungan pendidikan, yang meliputi tenaga pendidik dan peserta didik. (Imbak/Humas BNN)

Sabtu, 24 Desember 2011

SMK 2 Jeneponto Berubah Menjadi Lebih Baik


Jeneponto, Metropol.

Kalau sebelumnya Kepala SMK 2 Jeneponto, Junaid, M.Pd. mempunyai semboyan ”Setiap Hari Ada Perubahan” dan itu berhasil, maka tahun ini “Berubah Menjadi Lebih Baik” adalah Mottonya dalam menahkodai SMK 2 Jeneponto yang berlokasi di Kecamatan Rumbia. Saat Metropol berkunjung ke Sekolah Kejuruan ini, Junaid M.Pd., sedang mengajar. Dan kurang lebih satu jam kemudian baru menemui Metropol. Mengoptimalkan apa yang ada itu adalah awal dari wawancara kami.

Sekolah ini kekurangan Guru, jadi dengan kekurangan itu kita Optimalkan apa yang ada. Pembelajaran disini bukan dilaksanakan di sekolah saja,  namun  kalau ada praktek, kita lakukan di luar Sekolah karena disini peralatannya sangat terbatas. Jadi kita manfaatkan industri atau PLN dan yang ada kaitannya dengan  pelajaran praktek tersebut. Kita namakan outsourcing, artinya kita manfaatkan apa-apa yang kita tidak punya, kita keluar, misalnya dalam teknik listrik kita mau ajarkan anak-anak kita tentang panel.  Bagaimana merakit dan bagaimana pemasangan panel yang benar tentu mereka harus praktekan  di kantor-kantor dan instansi terkait dan sesampai di sekolah, mereka presentasikan lagi. Kita juga punya program “Tutor Sebaya” artinya siswa yang mengajar ke siswa. Jadi siswa yang sudah mengetahui mengajar kepada siswa yang belum mengetahui dengan demikian, mereka akan mengetahui semua.

Berubah menjadi lebih baik, itu yang kita lakukan di sekolah ini. Hasilnya sungguh menggembirakan. Peserta didik di jurusan teknik elektro  sudak bisa merakit komputer dan sudah dapat memperbaiki printer yang rusak. Sementara di jurusan listrik sudah dapat memperbaiki Bohlamp hemat energi yang putus atau rusak menjadi menyala lagi seperti yang baru.

Junaid M.Pd.,  mengajak Metropol memasuki ruang Kelas Dua, jurusan Menjahit. Di dalam kelas tersebut Metropol melihat beberapa siswa sedang praktek menjahit tanpa Guru. Sirmayanty Siswi Kelas Dua yang sedang menjahit menjelaskan bahwa dirinya sedang menjahit Rok dan sudah menguasainya. Begitu pula dengan Rohani yang ditanya Metropol mengatakan bahwa dirinya sangat senang bersekolah di SMK 2 Jeneponto, karena sudah bisa menjahit kemeja dan dan lain-lain kecuali stelan Jas, tapi kedepan kami pasti bisa.

Di Ruangan berbeda Metropol menemui Ratnawati S.Pd. salah seorang Tenaga Pengajar di SMK 2 Jeneponto. “Saya menunggu jam terakhir untuk mengajar teknik listrik,” akunya kepada Metropol. Saya mulai mengabdi disini sejak Juli 2010, dan Alhamdulillaah para siswa sudah mampu memperbaiki bohlam hemat energi yang rusak jadi menyala seperti yang baru. Ratna begitu sapaan akrabnya mengambil beberapa buah bohlam yang putus atau rusak di dalam laci meja dan memperlihatkan kepada metropol seraya mengajak langsung untuk meliput kegiatannya. Namun Metropol tidak sempat meliput kegiatannya dalam praktek teknik listrik karena ada janji di tempat lain. Pada semester yang lalu saya mengajar DKJ baru mengambil Produktif Tahun ini, banyak hal-hal yang bisa di jadikan motivasi misalnya ada pembelajaran Panel dikelas Tiga Produktif, Saya memberikan apresiasi kepada  mereka ke lapangan.

Menurutnya Apalah  artinya  modul yang sekian tebalnya kalau kosong isinya, makanya saya mengajak para pelajar untuk “praktek langsung” dengan membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari lima sampai enam orang. Saya tugaskan ketujuh Instansi Kerja. Ada yang di Misi Pasaraya, Panel BRI Cabang, Panel Kantor DPRD Jeneponto, Panel Rumah Sakit Lanto Daeng Pasewang, Panel SMK Satu, Panel Wisma Labacu dan panel Tower TVRI di Bantaeng. Paling tidak, dari sekian banyak tugas yang mereka lakukan, sudah bisa membedakan mana panel yang benar dan salah, juga bisa melihat langsung hubungan antara panel yang satu dengan lainnya. Disitulah mereka bisa mendapat ilmu tambahan dan setelah itu mereka presentasi. Bukan itu saja tetapi saya inginkan keberanian mereka untuk terjun dilapangan demi menambah dan mengamalkan ilmunya kelak.

Kendala yang dihadapi sekarang adalah minimnya peralatan. Jika saja Pemerintah Pusat dalam hal ini Kemendiknas mau membantu, maka lewat Metropol ini kami dari SMK 2 Jeneponto mengucapkan terima kasih dan tentu para siswa akan lebih berprestasi. ( M. Arief, K.)

MTS Negeri Kelara Terus Tingkatkan Mutu Pendidikan


Jeneponto, Metropol.

Kepala MTS Negeri Kelara yang ditemui Metropol diruang kerjanya belum lama ini mengatakan, kalau Sekolah yang dipimpinnya itu memiliki jumlah Siswa sebanyak 485 Orang dan Guru PNS 33 Orang. Memang bukan hal yang mudah bagi seorang pemimpin yang mengayomi Siswa sebanyak itu. Tetapi bagi Salma, S.Ag. bukan jadi persoalan, karena pemimpin adalah penanggungjawab yang diamanahkan.

Namun karena kesadaran dan kerjasama dengan guru-guru sehingga mampu memberikan perubahan yang maksimal, utamanya dibidang pendidikan.

Salma, S.Ag sebagai Kepala Sekolah MTs Negeri Kelara patut dibanggakan karena melihat disetiap perubahan yang terkait dengan memajukan proses penbelajaran secara optimal terus diupayakan. Seperti penggunaan sarana dan prasarana yang sementara ini masih dilakukan pelaksanaannya. Apalagi melihat dari sarana dan prasarana yang sudah terpakai terlihat cukup bagus dan tertata rapi yang sangat menunjang proses belajar mengajar.

Sekolah MTS ini dalam mengukir prestasi ditahun 2009 meraih juara umum 1 saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Jeneponto. Diantaranya juara sepak bola, sepak takraw, qasidah, dan tari-tarian. Pada tahun yang sama mendapat juara umum volly ball dan tenis meja pada kegiatan amal bhakti tingkat MTs, dan ditahun 2011 di kegiatan Olympiade IPS di kabupaten mendapat juara 2, pada kegiatan amal bhakti yang dilaksanakan di Kementerian Agama Jeneponto.

Hal itu dicapai berkat seluruh komponen Sekolah. Utamanya para tenaga pengajar berusaha seoptimal mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi anak didik untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, dan Alhamdulillah dengan usaha yang ikhlas setiap kegiatan yang terlaksana berjalan dengan baik, juga proses belajar mengajar di sekolah ini tetap berjalan lancar sebagaimana aturan dan mekanisme yang ada, karena berpatokan pada standar Mutu pendidikan yang digariskan pemerintah, baik guru-guru, juga secara optimal melaksanakan pengajaran sesuai standar pengajaran yang baku. (Zul Lallo) 

Minggu, 16 Oktober 2011

SMA Negeri 5 Ketatkan Tata Tertib


Makassar, Metropol - Kedisiplinan siswa, staf, serta tenaga pengajar, disetiap sekolah utamanya di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Makassar, dari beberapa SMA/SMU ditemukan masih rawan terhadap kedisiplinan dalam mematuhi tata tertib sekolah, walaupun siswa beserta orang tuanya telah menandatangani pernyataan persetujuan pelaksanaan tata tertib yang berlaku disekolah mereka, saat diterima  di sekolah yang ia tempati mendaftar.

Drs. Rahmat, Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Makassar, “mengatakan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa maupun guru selaku tenaga pengajar di sekolah, utamanya di SMA Negeri 5 ini, yang tergolong salah satu sekolah unggulan di Kota Makassar, saya perketat pelaksanaan tata tertib.” Tuturnya dengan tegas kepada Metropol, ketika ditemui diruang kerjanya, pekan lalu.

Ada tiga program yang dilaksanakan untuk memperketat tata tertib siswa,staf, dan tenaga pengajar di SMA Negeri 5 Kota Makassar, yaitu ;

Pertama, perketat disiplin waktu dan pakaian siswa. Tujuan pelaksanaan program pertama ini adalah untuk melatih siswa, staf serta tenaga pengajar yang berdomisili di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Kota Makassar, melatih disiplin dan menghargai waktu.

Kedua, program pelayanan siswa terhadap, guru, teman, serta tamu yang datang berkunjung ke sekolah SMA Negeri 5. Tujuannya menanamkan dalam diri siswa untuk saling menghargai, dengan adanya tertanam dalam diri siswa sifat menghargai sesamanya, tentu secara otomatis siswa telah memiliki akhlak yan baik.baik untuk dirinya juga baik terhadap masyarakat yang mana nantinya mereka akan hadapi dalam berinteraksi bila kelak mendapat tanggungjawab menjalankan tugas Negara.

Program ketiga, melakukan tindak pemeliharaan kelas atau ruangan belajar, lingkungan sekolah. Dengan terciptanya lingkungan dan ruangan belajar yang bersih, tentunya dapat memberikan dan menumbuhkan gairah belajar bagi siswa dan memberikan ketenangan bagi tenaga pengajar dalam menjalankan proses belajar mengajar di setiap kelas.      

Penerapan ketiga program memperketat tata tertib di SMA Negeri 5, kata Drs. Rahmat, sudah berlangsung sejak awal tahun ajaran baru 2011. Dan saat ini setelah memasuki bulan Oktober 2011, berdasarkan pengamatan dan evaluasi yang dilakukan Kepala Sekolah, tingkat pelaksanaan telah mencapai 80%, siswa dan guru serta staf administrasi menunjukkan kedisiplinan yang tinggi terhadap kepatuhan dalam mentaati tata tertib  sekolah.

Penerapan dalam memperketat tata tertib sekolah dengan hasil yang dicapai ini, kata Drs. Rahmat, bukan berarti tidak menghadapi tantangan dan kendala. Tantangan dan kendala ketika awal menerapkan proram ini sangatlah berat, tetapi lambat laun, dengan tanpa bosan-bosannya, kepala sekolah melakukan pendekatan secara persuasive, sampai siswa dan tenaga pengajar dapat memahami dan menyadari bahwa program yang diterapkan ini, bukan hanya untuk menjaga nama baik sekolah sebagai salah satu sekolah unggulan di Kota Makassar, tetapi program ini juga sangat besar manfaat dan artinya bagi diri pribadi masing-masing yang telah menyadari dan menerapkannya.

Sehingga disarankan kepada sekolah-sekolah lain yang ada di wilayah Kota Makassar, agar dapat menerapkan program sebagaimana program yang dilakukan di SMA Negeri 5. Karena dengan adanya tertanam ketaatan untuk mematuhi tata tertib sekolah dalam diri setiap siswa, tidak disangkali lagi tingkat pencapaian kualitas dan mutu pendidikan di Kota Makassar, akan lebih baik dari tahun-tahun ajaran yang lalu. (Jalal Maulana)