Tampilkan postingan dengan label Suara BNN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Suara BNN. Tampilkan semua postingan

Kamis, 17 April 2014

BNN Sita Ember Berisi 5 Kilo Sabu Kristal

Pare-pare, Metropol - Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil mengamankan + 5.670,1 gram sabu kristal dari tangan seorang pria berinisial IR als DO di Pelabuhan Nusantara Pare-pare, Jl. Andi. Cammi Kelurahan Labbukang Kecamatan Ujung Sulawesi Selatan, Senin (7/4). Barang bukti tersebut dibawanya dengan menggunakan ember dan terbagi menjadi beberapa bungkus plastic, 5 (lima) bungkus plastik teh warna hijau berisi + 4.969,4 gram sabu dan 14 (empat belas) bungkus plastik bening berisi + 700,7 gram.

DO membawa sabu tersebut dari Nunukan menuju Pare-pare, dengan menggunakan Kapal Queen Soya dan akan diserahkan kepada seorang pria berinisial PA. Petugas melakukan pengejaran terhadap PA ke kawasan Pompanua, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, namun belum mendapatkan hasil. Sementara tersangka DO dan barang bukti dibawa ke Kantor BNN Cawang guna dilakukan penyidikan lebih lanjut. 

Atas perbuatannya tersangka terancam Pasal  114 ayat (2), Jo Pasal 132, Pasal 112 ayat (2), Jo Pasal 132 dan  Pasal 137 huruf a dan b UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan hukuman maksimal pidana mati atau penjara seumur hidup. (Red)

BNN Ungkap 20,4 Kg Sabu

Jakarta, Metropol - Berawal dari informasi tentang adanya transaksi narkoba di sebuah hotel di Jakarta, tim BNN melakukan penyelidikan yang intensif di kawasan Jakarta Barat. Pada tanggal 1 April 2014, sekitar pukul 12.30 WIB, tim mencurigai gerak gerik seseorang pria yang masuk ke sebuah Hotel di Jakarta Barat, dengan membawa sebuah koper.  

Setelah satu jam berselang, pria tersebut keluar dari hotel dan langsung menggunakan taksi, tapi tidak membawa koper. Tidak lama kemudian, datanglah seorang pria berbeda masuk ke dalam hotel tersebut. Tim langsung membuntuti pria tersebut yang mengarah ke lantai lima di kamar 518. Ketika pria tersebut sudah masuk, tim BNN langsung melakukan penggerebekan dan mengamankan seorang tersangka WNI bernama SA (25). Di kamar tersebut, tim menemukan 1 (satu) tas koper warna hitam yang didalamnya  terdapat 1 (satu) tas jinjing bahan kain warna biru yang didalamnya terdapat 10 (sepuluh) bungkus plastik bening berisi sabu dengan berat ± 10.172,1 gram brutto dan 1 (satu) tas kertas warna merah hitam yang didalamnya terdapat 5 (lima) bungkus plastik bening berisi sabu dengan berat ± 5.089,4 gram brutto. Selain itu petugas juga  menemukan sebuah ransel warna hitam yang didalamnya terdapat 5 (lima) bungkus plastik bening berisi sabu dengan berat ± 5.080 gram brutto yang diakui milik tersangka. 

Kemudian sekira jam 18.30 Wib petugas melakukan penggeledahan rumah kontrakan yang ditempati tersangka SA di daerah Gandaria Utara Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 

Di rumah kontrakan tersebut, petugas juga mengamankan seorang laki-laki yang bernama SU (30) (kakak ipar SA) yang diduga berperan sebagai kurir. Dari hasil penggeledahan di rumah kontrakan tersebut, petugas menyita sabu seberat 70,2 gram dari kamar SA. Total sabu yang disita dari jaringan ini seberat 20.411,7 gram. (Deni M)

Bos Warung Nasi Terlibat Jaringan Narkoba Internasional

Bekasi, Metropol - SP (54) bersama istrinya, H (46), tidak bisa lagi melayani langganan warung nasinya, karena ditangkap aparat BNN, pada Minggu, 6 April 2014 di rumahnya, di kawasan Perumahan Metland Jaya, Tambun, Bekasi. Dari tangan tersangka, petugas menyita sabu seberat 100,7 gram. 

Penangkapan SP dan istrinya merupakan hasil pengembangan dari tertangkapnya seorang kurir berinisial F (34) di dekat pusat perbelanjaan Bekasi Cyber Park, karena telah menerima 8 bungkus plastik sabu seberat 801 gram. Menurut keterangan F, sabu tersebut diperoleh dari SP. 

Dari hasil pemeriksaan, F melakukan transaksi atas perintah UK (42), mantan suami F yang berkewarganegaa Nigeria.  Sabu yang ia terima akan diserahkan kepada kurir lainnya bernama L dan N.

Satu hari berselang, (7/4), tim BNN melakukan controlled delivery, dan berhasil mengamankan L (32) di sebuah minimarket di Jalan Dewi Sartika karena menerima 303,7 gram sabu, dan mengamankan N (43) karena menerima 497,3 gram sabu di tempat yang sama. 

Petugas juga melakukan pengembangan untuk memburu pengendali F yaitu, UK, dan berhasil membekuknya di Perumahan Mutiara Gading Timur, Mustika Jaya, Bekasi. Sementara itu, SP dan istrinya mengaku dikendalikan oleh seorang wanita paruh baya berinisial I (54). Petugas langsung memburu I dan berhasil menangkapnya di Surabaya. 

I mengakui bahwa SP merupakan kurir andalannya, jika dibandingkan dengan sejumlah kurir lainnya. Sejak Juli 2013, SP sudah melakukan lima kali transaksi dengan jumlah barang bukti yang bervariasi. Total sabu yang disita dari jaringan ini adalah sabu seberat 901,7 gram. (Red)

Universitas Pancasila: Dirikan Pusat Rehabilitasi Narkoba

Jakarta, Metropol - Rektor Universitas Pancasila Wahono Sumaryono mengatakan, "kampus harus terbebas dari narkoba agar mahasiswa dapat belajar dengan tenang, sehingga mempunyai prestasi akademik yang tinggi," kata Wahono.

Ia mengatakan pihak kampus sudah melakukan konsultasi dengan BNN dan segala persyaratan akan dipenuhi, sehingga akan semakin mempersempit ruang gerak para pengguna narkoba.

"Perguruan tinggi harus mampu menciptakan mahasiswa yang tangguh dan berprestasi untuk mengharumkan nama bangsa," katanya.

Menurut dia, jika terealisasi pembangunan pusat rehabilitasi maka kampus tersebut merupakan yang pertama di Tanah Air yang memiliki pengobatan bagi pecandu narkoba. "Jangan sampai narkoba merusak kehidupan para mahasiswa," katanya.

Rehabilitasi tersebut, katanya, akan digunakan untuk membantu para pengguna narkoba ditingkat kampus hingga warga sekitar sehingga mereka bisa terbebas dari pengaruh barang yang merusak tubuh tersebut.

Sementara itu, Kepala BNN Pusat Anang Iskandar mengatakan peredaran narkoba yang telah marak di kampus, sehingga diperlukan penanganan secara khusus. Untuk itu perlu menyiapkan pusat rehabilitasi.

"Kepengurusan pusat rehabilitasi di kampus akan diisi dari kepolisian, BNN dan pihak kampus sendiri," katanya.

Ia mengakui peredaran dan penggunaan narkoba di kalangan mahasiswa di kampus sangat sulit dilakukan jajarannya sendiri, karena universitas mempunyai otonomi tersendiri.

Selain didirikan tempat rehabilitasi, BNN juga mempunyai program lainnya seperti lomba kampus bersih narkoba di Indonesia. (Red/Humas BNN)

WN Nigeria Kendalikan Peredaran Sabu di Jakarta

Jakarta, Metropol - Tim BNN berhasil membekuk jaringan peredaran narkoba yang dikendalikan WN Nigeria bernama Kev. Dari jaringan ini disita sabu seberat 87 gram. Jaringan ini ternyata hampir tiap hari mengedarkan sabu dengan modus menyimpan di sebuah tempat. Dalam satu bulan mereka bisa mengedarkan lebih dari 4 kg sabu. 

Pengungkapan ini berawal dari informasi masyarakat yang mencurigai adanya transaksi narkoba di kawasan Meruya. Menindaklanjuti informasi tersebut, tim BNN melakukan penyelidikan. Pada tanggal 1 April 2014, tim BNN mencurigai adanya gerak-gerik mencurigakan seorang perempuan di sebuah minimarket di kawasan Tanjung Duren. Perempuan ini menitipkan belanjaan pada kasir. Setelah itu ia pergi sekitar pukul 2 siang. 

Setelah satu jam berselang, datang dua orang yang mengambil belanjaan tersebut di kasir. Selanjutnya tim BNN langsung mengamankan kedua tersangka yang diketahui bernama Muh dan Din (suami istri). Dari tangan keduanya disita sabu seberat 87 gram yang disembunyikan dalam kardus minuman cereal. 

Tim selanjutnya melakukan pengembangan kasus dan berhasil mengamankan wanita bernama Cin (tersangka yang menitipkan barang di kasir) di kostnya di kawasan Meruya. Dari keterangan Cin, ia sudah melakukan modus nitip barang di kasir sebanyak 3 kali di tempat yang sama, dengan variasi berat sabu antara 100-300 gram. 

Menurut Cin, peredaran narkoba ini dikendalikan oleh Kev, WN Nigeria yang ia akui sebagai suaminya. Sekitar pukul 11 malam, Kev tiba di kost tersebut, dan selanjutnya ia diamankan oleh tim BNN. Menurut pengakuan Kev, barang bukti sabu yang disita itu merupakan stok terakhir yang dia pegang dan edarkan.  Kev adalah WN yang sudah kost di kawasan Meruya lebih dari 2 tahun. Ia mengaku sebagai pelaku usaha eksportir pakaian. (Deni M)

BNN Gelar Workshop P4GN Untuk Wartawan

Jakarta, Metropol - Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) menggelar Workshop Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) bagi wartawan Media Massa, di Balai Pendidikan dan Pelatihan BNN, pekan lalu. 

Dalam kesempatan ini, Kepala BNN, DR. Anang Iskandar menaruh harapan besar agar para jurnalis dapat memberikan pemberitaan yang tepat dan lengkap tentang permasalahan narkoba yang sedang dihadapi. Menurut Kepala BNN, realitas yang ada di tengah  masyarakat adalah kurangnya pemahaman tentang masalah pengguna narkoba yang masih dianggap kriminal. 

“Masyarakat bukannya tidak paham, tapi belum melek betul tentang apa itu masalah adiksi yang dialami oleh pengguna narkoba, sehingga ketika pandangan masyarakat seperti itu, permasalahan narkoba tak kunjung usai,” kata Kepala BNN. 

“Karena itulah, peran media sangat besar dan dituntut kreativitasnya untuk menyampaikan pesan-pesan tentang bahaya narkoba. Dengan harapan masyarakat jadi lebih paham mengenai bagaimana penanganan yang ideal terhadap pengguna narkoba,” pungkas Anang. 

Anang menambahkan, bahwa ada dua isu penting yang harus dipahami bersama, pertama masalah supply dan demand. Keduanya adalah bentuk kejahatan. Tapi yang membedakan adalah penanganannya. Ketika menghadapi demand, yaitu perkara pengguna narkoba yang tertangkap, maka hukumannya adalah tidak ditahan tapi direhabilitasi. Sementara dalam perkara supply, yang terkait peredaran narkoba, maka penjahatnya harus diberantas dengan keras dan tegas. (Kamal/Huas BNN)