Minggu, 07 Desember 2014

Dampak Kenaikan BBM Sebagian Bus AKAP Mogok

Bus AKAP Rosalia Indah yang mangkrak di Jalan Kenari Kota Blitar
Blitar, Metropol - Sebelumnya pemerintah sudah resmi menaikan harga BBM subsidi kenaikan itu menimbulkan banyak reaksi di kalangan masyarakat, tak terkecuali di Blitar Raya. Sejak awal Organda sudah menolak rencana kenaikan BBM, namun keluhan itu tidak di gubris. Dan telah direalisasikan kenaikan BBM sejak Selasa (18/11) dini hari.

Telah diperkirakan dampak kenaikan BBM bersubsidi sangatlah memukul bagi perusahaan jasa otobus. Mereka untuk sementara melakukan aksi mogok jalan. 

Bus yang mangkrak itu terutama jenis Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), sementara bus jenis Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) atau trayek pendek masih tetap beroperasi meskipun tidak sepenuhnya seperti hari-hari biasanya. Pasalnya bus AKDP takut bangkrut apabila tak beroperasi.

Terlihat penumpang sangat sepi sekali di agen bus malam, ini terjadi dikarenakan sejumlah besar pemilik Perusahaan Otobus (PO) untuk sementara waktu berhenti beroprasi, “untuk bus yang berada di jalur arah barat (Jawa Tengah-Jakarta) saat ini berhenti beroperasi,” jelas Putu Sudjana selaku karyawan Agen Bus AKAP. Sedangkan untuk bus yang memiliki trayek ke arah timur seperti Bali akan tetap beroperasi seperti biasanya. 

Karyawan yang mengedarkan tiket ini mengatakan bahwa penjualan tiket untuk dua PO yakni Puspa Jaya dan Restu Mulya tujuan operasi Bali pihaknya mengurangi armada disebabkan setelah kenaikan BBM yang melesat ini berdampak penurunan penumpang yang signifikan. “Pasca kenaikan BBM tahun ini mengakibatkan penumpang menurun sekitar 50 persen setiap harinya,” ujarnya.

Turunnya penumpang secara signifikan sangat berdampak pada anjloknya pendapatan perusahaan. Menurut dia saat ini antara pendapatan dan pengeluaran tidaklah seimbang melainkan berat sebelah yakni pengeluaran lebih banyak dari pada pendapatan. Untuk itu jika keadaan masih tetap tidak pulih dan perusahaan merugi, dalam waktu dekat pihaknya akan berhenti beroprasi untuk sementara waktu dan menunggu harga tiket dinaikan. “Kalau terus tekor dan merugi lebih baik kami menunggu harga tiket naik,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Blitar Drs. Hakim Sisworo M.Si melalui Kabid Pengelola Terminal Adam Bachtiar menerangkan, aktivitas di terminal bus Patria saat ini tidak mengalami hambatan namun terlihat perbedaan yang mencolok antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. 

“Kondisinya normal-normal saja tanpa adanya mogok operasi,” katanya. Menurut dia, suasana terminal berjalan seperti biasa karena bus yang keluar-masuk didominasi oleh bus jenis AKDP dengan trayek pendek dan menengah seperti Malang,Trenggalek dan Surabaya. Menurut dia mogoknya bus tersebut justru akan berimbas kepada mereka sendiri karena tidak memiliki pemasukan. 

Meski demikian pihaknya belum mengetahui apa penyebab mayoritas bus jenis AKAP mogok jalan karena diketahui agen tiket bus AKAP berada di luar Terminal Bus Patria dan Bus AKAP masuk ke terminal hanya untuk parkir sementara. 

“Kalau yang biasanya mangkal di terminal adalah Bus AKDP dan angkot, kalau yang bus malam kami tidak tahu,” jelasnya. 

Hal ini memang sudah menjadi instruksi langsung dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) Organda. Yaitu 
dalam wujud berhenti beroperasi untuk sementara waktu. (IP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar