Selasa, 21 Oktober 2014

Pangkep Percontohan Maritim di Indonesia

Bupati Pangkep H. Syamsuddin A. Hamid, SE
Pangkep, Metropol - Daerah tiga dimensi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan merupakan salah satu percontohan wilayah maritim di Indonesia. Bahkan, Pangkep merupakan daerah pendukung program 100 hari Presiden RI – Wakil Preriden RI, Joko Widodo – Jusuf Kalla.

Kabupaten Pangkep memiliki wilayah maritim yang cukup luas. Sebagai wilayah maritim yang luas membutuhkan perhatian serius dari pemerintah pusat. Dalam upaya ini, Pangkep amat membutuhkan sarana transportasi laut yang memadai, imbuh Bupati Pangkep H. Syamsuddin A. Hamid, SE pada pembukaan pendidikan jurnalistik HUT I Tabloid Teropong Bulusaraung dirangkai pekan kreatifitas Dinas Pendidikan Olahraga dan Pemuda Kabupaten Pangkep, bekerjasama PWI Provinsi Sulawesi Selatan, Jum’at (10/10/2014) di ruang pola Kantor Bupati Pangkep.

“Kabupaten Pangkep telah siap menjadi percontohan wilayah maritim di Indonesia. Itulah sebabnya, sejak usai menjadi pemateri dalam seminar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pangkep mulai melakukan upaya pengelolaan wilayah maritim dengan melibatkan semua unsur terkait,” ungkap Bupati Pangkep H. Syamsuddin A. Hamid, SE.

Dengan luas laut mencapai 11.464,45 Km2 dan 250 km garis pantai, Pangkep dianugerahi kekayaan laut yang sangat besar dan beraneka ragam. Diperkirakan, potensi kekayaan laut Pangkep bernilai triliunan.
Salah satu bidang yang perlu digarap secara maksimal adalah potensi bioteknologi laut dan konservasi lingkungan laut. Dalam konteks bioteknologi, Pangkep dianugerahi banyak sumberdaya keanekaragaman hayati laut yang jika dikaji bioactive substances-nya akan menghasilkan banyak produk kelautan alami, berupa obat-obatan serta functional foods.

Dalam skala lebih besar, memerlukan kebijakan yang tepat untuk mengelola semua sumberdaya hayati laut, khususnya terkait pemanfaatan yang lestari, isu-isu sosial, sampai pada isu lintas perbatasan negara. Untuk itu, konsep konservasi yang tepat perlu dipertimbangkan. Yaitu menggabungkan distribusi biogeografis suatu biota laut (biological marine connectivity) yang ditentukan pola arus serta membentuk kesamaan genetika, pemanfaatan yang tepat, dan lestari melalui bioteknologi, serta pola kebijakan dalam suatu wilayah ekosistem pesisir.

Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian serius. Baik melalui simposium, seminar maupun pertemuan berkala seperti yang dilakukan Universitas Surya Banten, melalui lembaga risetnya, Center for Oceanography and Marine Technology And Marine Natural Products Research Center, mengadakan simposium internasional bertema International Symposium on Marine Biotechnology and Ocean Conservation, 15-16 September 2014 silam di Auditorium Surya University, Gading Serpong, Tangerang. 

"Simposium yang diselenggarakan Universitas Surya Banten diharapkan dapat memicu riset-riset multidisiplin bidang kelautan, serta mampu menjawab persoalan ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat Pangkep khususnya dan masyarakat Indonesia masa depan, sekaligus memperkokoh peran Kabupaten Pangkep sebagai wilayah Maritim Percontohan di Indonesia sekaligus sebagai Poros Maritim Dunia," ujar Bupati Pangkep. (Bisman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar