Selasa, 05 Agustus 2014

Dana Operasional Tanaman Talas Dipertanyakan

Bantaeng, Metropol - Salah satu program Nurdin Abdullah, selaku Bupati Bantaeng dua priode, yaitu program budidaya tanaman talas, yang konon kabarnya program ini dibudidayakan atas kerjasama dengan pihak perusahaan dari Jepang, dimana hasilnya akan memberi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tapi, kenyataannya oleh masyarakat petani Talas, kerepotan mendapatkan bibit talas yang sesuai mutu dan kualitas permintaan perusahaan.

Muchlis, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Bantaeng, ketika ditemui Metropol di ruang kerjanya, dan dimintai keterangan tentang pengembangan tanaman talas, tak mampu memberi keterangan yang jelas, bahkan berkilah, "saya ini hanya pengembangan secara teknis," tuturnya.

“Mengenai jumlah atau produksi yang dicapai dari petani talas saya tidak tahu persis, walau menurut data kami, mengenai lokasi-lokasi yang mengelola tanaman talas ini, meliputi beberapa desa yaitu, Desa Layoa, Desa Tanah Loe, Desa Barua, Desa Kayu Loe, dan Desa Campaga,” lanjutnya.

Muchlis, menambahkan kalau pemerintah melalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, telah dikucurkan anggaran sebanyak Rp 100 juta, untuk pengembangan tanaman talas. Anggaran ini, menurut Muchlis, pada pertemuan pertama mengatakan telah dikuncurkan dana kepada 10 kelompok petani talas, tetapi belakangan mengakui hanya 8 kelompok saja yang mendapatkan dana sebesar Rp 10 juta per kelompok tani talas.

Hanya saja, ketika dimintai data mengenai masing-masing kelompok yang telah menerima kucuran anggaran pengembangan tanaman talas, tidak dapat memberikan data kelompok tani yang menerima anggaran tersebut.

Lain lagi komentar Asniati Ninra, Kepala Bidang Ketersediaan Badan Tanaman Pangan Bantaeng. Ketika dimintai keterangan mengenai anggara APBN yang telah dikucurkan peruntukan pengembangan tanaman talas kepada kelompok tani, jawabnya, Tidak ada anggaran APBN untuk pengelolaan talas, yang ada hanya anggaran APBD, itupun tidak mau memberi keterangan seberapa besar anggaran operasional yang digunakannya.

Lanjut Asniati, menyampaikan kepada wartawan Metropol, mengenai kejelasan menyangkut anggaran pengembangan tanaman talas, layaknya temui Ir H Muhammad Zainuddin MP, mantan kepala Badan Tanaman Pangan Bantaeng, yang baru diserahterimakan jabatan sebagai Kepala Dinas Pertanian Bantaeng. Kami pun berupaya menemui mantan kepala Badan Tanaman Pangan ini, namun sulit menemuinya, hingga kami mengambil inisiatif menghubungi lewat via handphone teman. Tapi, jawaban yang diperoleh lewat teman, katanya tak mau berkomentar.

Program pengembangan tanaman talas yang dicanangkan Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, memang santer terdengar dimana-mana. Apalagi teriming-imingi program ini dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dan meningkatkan pendapat asli daerah Kabupaten Bantaeng.

Sayangnya, aparat yang ditugaskan untuk mengawal pelaksanaan program ini, tampak kurang transparan. Apalagi menyangkut penggunaan anggaran pengelolaan talas ini. Sehingga diminta kepada pihak kejaksaan negeri Bantaeng agar turun memeriksa pelaksana tugas para aparat yang menangani pengelolaan talas di Kabupaten Bantaeng. (Jalal Maulana).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar