Bandung, Metropol - Dalam bulan September 2011 ini Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri, khususnya Biro Pembinaan Karier (Ro Binkar SSDM Polri) melakukan kegiatan sosialisasi assessment center di beberapa Polda. Setidaknya ada 16 (enam belas Polda) yaitu Polda Yogyakarta, Sulut, Kalsel, Kalbar, Sumut, Riau, Jambi, Jabar, Jateng, Kepri, Lampung, Metro Jaya, Kaltim, Bali, Sumsel, Jatim, Papua dan Aceh.
Kegiatan sosialisasi ini untuk menjelaskan bagaimana proses assessment center seharusnya berjalan dengan mengacu pada SSDM Polri selama ini. Juga dimaksudkan untuk melihat sudah sejauh mana pelaksanaan assessment center di Polda-Polda. Sebagaimana diketahui assessment center adalah suatu metode untuk menilai seseorang dalam menangani pekerjaan yang akan datang maupun saat ini berdasarkan sejumlah parameter kompetensi dalam suatu organisasi. Sarana untuk mengukur kompetensi seseorang dengan cara memprediksi perilaku masa depan melalui penggunaan simulasi, dan mengukur tanggungjawab suatu jabatan (fit to the job). Dengan setidaknya batasan ini SSDM Polri, ingin juga melihat sudah sejauhmana pelaksanaannya di daerah dalam menyiapkan para pimpinan Polri untuk tingkat Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek), ataupun Kepala Satuan di tingkat Polres (Kasat). Tujuan lain dari pada sosialisasi assessment center di Polda-Polda, kata Asisten SDM Kapolri, adalah untuk pemetaan terhadap perwira Polri yang telah maupun yang belum melaksanakan assessment center, serta mendapatkan masukan dari kalangan internal Polda.
Di Polda Jawa Barat sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 22 dan 23 September 2011. Pada saat sosialisasi di ikuti oleh seluruh pejabat utama Polda, perwakilan Kapolres, perwakilan Kabag Sumda Polres dan perwakilan Kepala Satuan di tingkat Polres. Setidaknya di ikuti kurang lebih oleh 70 (tujuh puluh) orang peserta. Pada hari kedua tanggal 23 September petugas sosialisasi yang terdiri dari assessor SSDM Polri melakukan kunjungan ke para pejabat Bupati/Walikota, Komandan Kodim, Kejari, Pengadilan Negeri , Ketua DPRD atau yang selama ini dikenal dengan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) untuk meminta masukan melalui pengisian kuesioner terhadap keberadaan para Kapolres yang telah pernah mengalami assessment center. Masukan dari eksternal ini tiada lain dimaksudkan sebagai upaya perbaikan dalam penyusunan profil kompetensi pejabat di lingkungan Polri.
Sampai saat ini setidaknya ada dua belas profil kompetensi kepemimpinan untuk Kapolres atau bagi senior commander di lingkungan Polri saat ini adalah,
1. Lead By Example atau Kepemimpinan (KP) dengan contoh. Yaitu Tindakan membujuk, meyakinkan, dan mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung rencana kerja unit organisasi, dengan kemampuan dan kemauan untuk bekerja bersama-sama dan dapat menjadi contoh bagi pengikutnya. “Sejauhmana seseorang menggunakan keahliannya dalam mempengaruhi dan membawa orang lain/kelompoknya untuk bekerja dengan efektif guna mencapai tujuan dan kemauan untuk menjadi contoh bagi orang lain”.
2. Passion & Commitment (Semangat dan Komitmen). Komitmen Terhadap Organisasi (KTO). Kemampuan untuk menyelaraskan sikap dan perilaku dengan mengutamakan kepentingan organisasi dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi. “Sejauh mana seseorang menunjukkan komitmen dengan menyesuaikan dengan norma organisasi dan menyelaraskan kepentingan diri untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi”.
3. ACT Strategically (Bertindak Strategis). Serangkaian tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan mengambil keputusan untuk mencapai suatu maksud atau tujuan organisasi.
4. Integrity (Integritas). Kepatuhan terhadap nilai-nilai kejujuran dan kepercayaan dan kemampuan untuk menahan godaan yang bersifat tidak etis atau ilegal.
5. Foresight (Tinjauan Ke Depan). Kemampuan melihat adanya dampak sebelum suatu peristiwa terjadi dan kemampuan mengambil langkah-langkah antisipasi.
6. Innovation (Inovasi). “Proses” dan atau “Hasil” pengembangan dan/atau pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologi) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).
7. Developing Others (Mengembangkan Orang Lain). Mengembangkan Orang Lain (MOL) Melakukan upaya untuk mendorong pengembangan orang lain agar bekerja lebih optimal “Sejauhmana seseorang membantu orang lain guna mengembangkan kemampuan dirinya”.
8. Maintaining Positive Human Relationship. Membangun Hubungan Kerja (MHK), menjalin dan membina hubungan kerja dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan. “Sejauhmana seseorang dapat menjalin dan membina hubungan kerja, serta mendayagunakan hubungan untuk mencapai suatu tujuan pekerjaan saat ini maupun di masa mendatang”.
9. Building Trust (Membangun Kepercayaan). Kepercayaan sebagai keyakinan dalam kebenaran, keandalan kemampuan, atau kekuatan dari seseorang atau sesuatu.
10. Motivating Others (Memotivasi Orang Lain). Mengajak orang lain untuk melakukan apa yang kita inginkan karena mereka ingin melakukannya.
11. Influencing Others (Mempengaruhi Orang Lain). Tindakan atau proses menghasilkan efek terhadap perilaku tindakan, pendapat dan lain-lain dari lain atau orang lain
12. Communication. Menyampaikan informasi atau dengan pendapat dengan jelas kepada pihak lain, dan membantu mereka untuk memahami informasi atau pendapat yang disampaikan. “Sejauhmana seseorang dalam menggunakan berbagai pendekatan dalam menyampaikan pendapatnya dan dalam memahami pendapat orang lain.
Dalam proses AC ini sesungguhnya juga diperhatikan profil atau dimensi lain yang dipersyaratkan bagi kepemimpinan di lingkungan Polri, seperti, Pengendalian Diri (PD) Kemampuan untuk mengendalikan diri pada saat menghadapi masalah yang sulit, kritik dari orang lain atau pada saat bekerja dibawah tekanan dengan sikap yang positif. “Sejauhmana seseorang dapat menyesuaikan dan mengendalikan diri terhadap kondisi yang terjadi, dan mengelola stress diri maupun orang lain. “Perencanaan & Pengorganisasian (PP),
menyusun rencana kerja dan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk unit kerjanya sendiri dan unit kerja lainnya demi kelancaran pelaksanaan tugas. “Sejauhmana dirinya menyusun rencana kerja yang harus dibuat, dan sejauhmana tingkat pelibatan orang lain serta pengelolaan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana pekerjaannya.
“Pengambilan Keputusan (PK) Melakukan identifikasi terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan dan menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pencapaian tujuan. “Sejauhmana dirinya dalam memahami permasalahan dan menyusun pertimbangan untuk menentukan tindakan penyelesaian masalah”. Empati (E) Kemampuan untuk mendengarkan dan memahami pikiran, perasaan, atau masalah orang lain yang tidak terucapkan atau tidak sepenuhnya disampaikan. “Sejauh mana seseorang memahami kebutuhan, perasaan dan latar belakang pemikiran orang lain”. Berorientasi Pada Pelayanan (BPP).
Keinginan untuk membantu atau melayani orang lain guna memenuhi kebutuhan mereka, selalu berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan orang lain yang menggunakan hasil kerja kita, baik internal maupun eksternal organisasi. “Sejauhmana seseorang memahami dan mengambil tindakan untuk memenuhi kebutuhan orang lain ataupun pelanggan”.
Manajemen Konflik (MK) Mengatasi konflik yang terjadi pada orang lain dengan cara menyesuaikan nilai-nilai yang ada pada orang-orang tersebut untuk mengatasi konflik yang terjadi. “Sejauh mana seseorang mampu mengelola perbedaaan dan konflik yang terjadi, serta mengembangkan cara pendekatan yang dapat meningkatkan keharmonisan kerja.
(Baso Susanto/Divhumas Mabes Polri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar