Bondowoso, Metropol.
Mungkin itulah ungkapan hati dari murid SD Rejo Agung 3 Kecamatan Sumber Wringin Bondowoso mengingat tempat dan saran pendidikan yang sangat memprihatinkan.
Pendidikan adalah sarana dan pondasi awal untuk dapat menciptakan sumber daya manusia juga sumber daya alam. Tak sadar kalau Pemerintah pusat maupun Kabupaten menganggarkan dana yang tak sedikit jumlahnya. Baik untuk sarana fisik maupun yang lainnya. Bahkan mencapai ± 21 M pada anggaran 2010 yang realisasinya pada tahun 2011. Namun apakah sudah berjalan sesuai dengan sistem skala prioritas kebutuhan masyarakat karena tidak jarang kita temukan sekolah dasar yang keadaan kondisi bangunannya masih kuat untuk beberapa tahun lagi sudah direnovasi sedangkan beberapa sekolah dasar lainnya ambruk.
Saat Metropol dengan beberapa LSM AKP juga media lain yang bergabung dalam komunitas LA 09, mendatangi sebuah dusun di Desa Rejo Agung Kecamatan Sumber Wringin Bondowoso menemukan beberapa sekolah yang kondisinya sangat memprihatinkan. Pantasnya menurut warga sekitar, lokasi sekolah dasar yang hanya 1 ruang kelas ditempati murid kelas 1 s/d kelas 6 secara bergantian, terbuat dari dinding bambu yang acak-acakan itupun hasil swadaya masyarakat sebagai kandang sapi bukan anak sekolah.
Menurut Supandrik alias Pak Yani juga beberapa warga Desa lain kepada Metropol menyatakan berangkat dari keprihatinannya terhadap lokasi sekolah dasar tersebut akan menghibahkan tanahnya untuk di tempati dan dibangun gedung sekolah dasar oleh pemerintah.
“Den kauleh niser mas. Masak nak kanak asakola neng tempat kadi kak disak. Manabi pamarinta mau bangun, tana den kauleh eparengaginah benni ejueleh.” Kata Pak Yani dengan bahasa Madura kentalnya (saya kasihan mas, masa anak-anak sekolah di tempat seperti itu, kalau pemerintah mau membangun, bangun saja di atas tanah saya. Saya mau menghibahkan bukan untuk menjualnya. –red). Disamping itu masyarakat berharap pada pemerintah juga memikirkan jalannya pendidikan yang ada di tol-tol, baik di tol barat maupun tol timur. Utamanya pada bapak-bapak dewan untuk menepati janji-janjinya.
Saat Metropol menemui Kepala Desa Rejo Agung begitupun Kepala UPTD. Kecamatan Sumber Wringin untuk mengkonfirmasi menyatakan, hal yang senada telah berulangkali mengusulkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso baik waktu rapat dinas maupun melalui pengajuan proposal. Namun, sampai saat ini belum ada kepastian realisasinya bahkan di tol barat sendiri keadaannya sudah sangat memprihatinkan.
Beberapa kali Metropol mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso untuk bisa bertemu dan klarifikasi dengan Kepala Dinas, sangat disayangkan melalui stafnya Kepala Dinas tidak bisa ditemui dengan alasan sibuk dan selalu sibuk. Bahkan menurut salah satu Kepala UPTD menyatakan Kepala Dinas sekarang sudah berubah tidak seperti masih menjabat Kasubag yang selalu akrab dengan bawahannya. (Andy H)
Mungkin itulah ungkapan hati dari murid SD Rejo Agung 3 Kecamatan Sumber Wringin Bondowoso mengingat tempat dan saran pendidikan yang sangat memprihatinkan.
Pendidikan adalah sarana dan pondasi awal untuk dapat menciptakan sumber daya manusia juga sumber daya alam. Tak sadar kalau Pemerintah pusat maupun Kabupaten menganggarkan dana yang tak sedikit jumlahnya. Baik untuk sarana fisik maupun yang lainnya. Bahkan mencapai ± 21 M pada anggaran 2010 yang realisasinya pada tahun 2011. Namun apakah sudah berjalan sesuai dengan sistem skala prioritas kebutuhan masyarakat karena tidak jarang kita temukan sekolah dasar yang keadaan kondisi bangunannya masih kuat untuk beberapa tahun lagi sudah direnovasi sedangkan beberapa sekolah dasar lainnya ambruk.
Saat Metropol dengan beberapa LSM AKP juga media lain yang bergabung dalam komunitas LA 09, mendatangi sebuah dusun di Desa Rejo Agung Kecamatan Sumber Wringin Bondowoso menemukan beberapa sekolah yang kondisinya sangat memprihatinkan. Pantasnya menurut warga sekitar, lokasi sekolah dasar yang hanya 1 ruang kelas ditempati murid kelas 1 s/d kelas 6 secara bergantian, terbuat dari dinding bambu yang acak-acakan itupun hasil swadaya masyarakat sebagai kandang sapi bukan anak sekolah.
Menurut Supandrik alias Pak Yani juga beberapa warga Desa lain kepada Metropol menyatakan berangkat dari keprihatinannya terhadap lokasi sekolah dasar tersebut akan menghibahkan tanahnya untuk di tempati dan dibangun gedung sekolah dasar oleh pemerintah.
“Den kauleh niser mas. Masak nak kanak asakola neng tempat kadi kak disak. Manabi pamarinta mau bangun, tana den kauleh eparengaginah benni ejueleh.” Kata Pak Yani dengan bahasa Madura kentalnya (saya kasihan mas, masa anak-anak sekolah di tempat seperti itu, kalau pemerintah mau membangun, bangun saja di atas tanah saya. Saya mau menghibahkan bukan untuk menjualnya. –red). Disamping itu masyarakat berharap pada pemerintah juga memikirkan jalannya pendidikan yang ada di tol-tol, baik di tol barat maupun tol timur. Utamanya pada bapak-bapak dewan untuk menepati janji-janjinya.
Saat Metropol menemui Kepala Desa Rejo Agung begitupun Kepala UPTD. Kecamatan Sumber Wringin untuk mengkonfirmasi menyatakan, hal yang senada telah berulangkali mengusulkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso baik waktu rapat dinas maupun melalui pengajuan proposal. Namun, sampai saat ini belum ada kepastian realisasinya bahkan di tol barat sendiri keadaannya sudah sangat memprihatinkan.
Beberapa kali Metropol mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso untuk bisa bertemu dan klarifikasi dengan Kepala Dinas, sangat disayangkan melalui stafnya Kepala Dinas tidak bisa ditemui dengan alasan sibuk dan selalu sibuk. Bahkan menurut salah satu Kepala UPTD menyatakan Kepala Dinas sekarang sudah berubah tidak seperti masih menjabat Kasubag yang selalu akrab dengan bawahannya. (Andy H)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar