Senin, 19 Mei 2014

Antara Kepentingan Partai dan Calon Legislatif Yang Gagal Mewarnai Aksi Demo

Mataram, Metropol - Asosiasi Perempuan Indonesia (API) Nusa Tenggara Barat hari Senin tanggal 28 April 2014 pukul 10.00 Wita berkumpul di Lapangan Sangkareang kota Mataram untuk melakukan aksi damai. Ibu-ibu berkerudung tersebut sambil membawa Spanduk yang bertuliskan  “Pemilu 2014 sadis dan brutal“ dan “Pemilu Jurdil Hanya Slogan”. Mereka berkumpul dari lapangan Sangkareang menuju kantor KPU Propinsi NTB.

Aksi damai tersebut rata-rata diikuti kaum perempuan yang didominasi para caleg yang tidak memperoleh suara dari masing-masing Dapilnya. Kami menuntut pemilu jurdil bukan sekedar basa-basi mereka menuntut untuk perhitungan ulang ! Mereka juga mengancam akan memboikot dalam pemilu Presiden nanti, salah-satu teriakan orator dari API di depan kantor KPU Propinsi NTB.

Masa juga mempermasalahkan soal tentang terjadinya penggelembungan suara hasil Rekapitulasi. Diduga tidak sesuai dengan formulir C1 dengan pemilih. Selain itu API juga menduga adanya keterlibatan oknum pelaksana pemilu dalam penggelembungan suara termasuk dugaan praktik politik uang juga terjadinya berbagai kecurangan dan pelanggaran dalam pemilihan Pileg di tiap-tiap TPS. API dalam orasinya didepan kantor KPU Propinsi NTB juga mengirimkan perwakilannya untuk menemui Komisioner KPU. 

Dalam kesempatan ini Sekretaris KPU NTB Hj. Desak Putu Yuliastini menyampaikan, seluruh komisioner KPU berada di jakarta dalam agenda pleno rekapitulasi pleno hasil pemilu bahkan Hj. Desak menunjukan surat resmi dari KPU RI untuk menyakinkan kepada perwakilan demonstran. “Saya tidak berwenang menjelaskan teknis penyelenggara pemilu,namun pihaknya akan menyampaikan aspirasinya pada komisioner KPU NTB. Kalau ibu-ibu tidak puas dengan keterangan kami silakan datang lagi nanti tanggal 2 Mei. Komisioner sudah ada di tempat,” ujarnya.

Masa merasa tidak puas selanjutnya bergerak ke kantor Bawaslu NTB mereka kembali berorasi dan menuntut penghitungan ulang dan salah satu pendemo, orasinya menanyakan sikap ketegasan Bawaslu dalam menyikapi laporan kami yang terkesan lambat memproses segala macam bentuk pelanggaran pileg 2014. 

Pantauan Metropol, aksi tersebut banyak unsur kepentingan dan ada oknum yang menunggangi dalam aksi API tersebut, termasuk Amak Subri kakek tua peserta demo yang berasal dari Lombok Timur, mereka datang bersama rombongan sebanyak 20 orang yang menggunakan minibus, tapi sang kakek tidak mengerti apa tujuannya ke Mataram, saat ditanya Metropol  tujuannya ke lapangan kota mataram ? ujung-ujungnya ada beberapa Caleg yang gagal dalam perolehan suara. (Pita Asmarawan Realita)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar