Selasa, 05 Agustus 2014

Asean Didorong Aplikasikan Standar Pencegahan Internasional Berbasis Ilmu Pengetahuan

Jakarta, Metropol - Pertemuan Working Group (WG) Preventive and Education dalam Sidang ASOD ke 35 di Philippina, dipimpin oleh Deputi Pencegahan BNN, dan dihadiri delegasi Negara-negara ASEAN (Indonesia, Philippina, Brunai, Cambodia, Thailand, Singapore, Vietnam, dan Myanmar), pada tanggal 1 Juli 2014. Dalam kesempatan ini, masing-masing negara membahas berbagai program pencegahan, usulan, dan rekomendasi di bidang pencegahan ke depan.

Diskusi fokus dalam WG Preventive Education membahas berbagai program pencegahan yang telah dilakukan oleh masing-masing negara ASEAN. Indonesia memaparkan standar pencegahan dunia,  khususnya implementasi Pilot Project Standar Pencegahan berbasis ilmu pengetahuan (scientific) dan berbasis bukti (evidence-based)  di 3 Provinsi: DIY, Riau, dan Kepri). Singapore tentang Singapore's Dance Works. Brunai tentang Brunei's Gallery Info Dadah. Thailand tentang Thailand's anti-drug scouts and ASEAN Youth Leader Nework Against Drug Project, dan Philippina tentang Life Skills Training Prevention Training Programs.

Dari hasil diskusi tersebut, diperloleh berbagai rekomendasi, antara lain sebagai berikut:

1.  Perlu saling membagi informasi tentang program dan pengalaman di antara sesama anggota tentang bagaimana cara untuk menjangkau para pemuda. Kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki resiko tinggi menjadi penyalahguna narkoba.

2.  Negara-negara ASEAN perlu mengadopsi the UNODC’s International Standards on Drug Use Prevention, mengikuti Indonesia, yang telah mengadopsi Standard tersebut dan telah melaksanakan Pilot Project implementas Standard tersebut di 3 Provinsi.

3. Diperlukan monitoring dan evaluasi terhadap program pencegahan intervensi yang dilaksanakan oleh masing-masing negara ASEAN. Tidak hanya tentang perubahan pengetahuan tentang bahaya narkoba saja. Tetapi mencakup juga perubahan perilaku yang menciptakan faktor protektif karena imlementasi program dan intervensi di bidang pencegahan, untuk mengetahui apakah program yang dilaksanakan efektif atau tidak.

4.   Mengantisipasi agenda Bidang Pencegahan post 2015. Perlu ada kajian dan evaluasi tentang kesuksesan program pencegahan yang dilakukan oleh negara-negara ASEAN, yang dapat diadopsi dan dilaksanakan sebagai program pencegahan yang efektif, berbasis ilmu pengetahuan (scientific-based) dan berbasis bukti (evidence-based).

5.   Perlu ada website khusus tentang the ASEAN Preventive Education Working Group sebagai wadah pertukaran informasi, ide, dan pengalaman tentang berbagai program dan intervensi di bidang pencegahan sesama negara anggota ASEAN. (Yappi Manafe, Deputi Pencegahan BNN). (Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar